Jelang Lebaran, Impor Pakaian Jadi Naik Drastis
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan impor pakaian jadi bukan rajutan mengalami peningkatan sebesar 64,3% pada April 2018. Hal ini terjadi jelang Hari Raya Idul Fitri.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pada April 2018 terjadi peningkatan impor pakaian jadi bukan rajutan sebesar USD14,2 juta. Total impor pakaian jadi bukan rajutan mencapai USD36,3 juta.
"Pakaian jadi bukan rajutan menghadapi Lebaran memang alami kenaikan sebesar 64,3%. Pada April 2017, pakaian jadi bukan rajutan impornya USD22 juta, kemudian April ini USD36,3 juta. Jadi ada peningkatan USD14,2 juta," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Seperti diberitakan sebelumnya, BPS merilis realisasi impor Indonesia pada periode April 2018 yang meningkat cukup signifikan. Pada periode ini, nilai impor Indonesia mencapai USD16,09 miliar.
Suhariyanto mengatakan, realisasi impor sebesar USD16,09 miliar tersebut meningkat 11,28% dibanding Maret 2018. Sementara dibanding April 2017, meningkat sekitar 34,68%.
"Nilai impor April 2018 naik signifikan sehingga total impornya USD16,09 miliar. Kalau dibanding dengan impor pada Maret 2018, itu berarti meningkat 11,28%. Tetapi dibanding April 2017, meningkatnya tinggi sekali yaitu 34,68%," katanya.
Dia menuturkan, kenaikan impor yang cukup tinggi terjadi karena kenaikan impor untuk komoditas migas maupun nonmigas. Untuk impor nonmigas, mengalami kenaikan signifikan, sekitar 12,68%.
Menurutnya, kenaikan impor pada April 2018 juga terjadi karena peningkatan impor untuk barang konsumsi, bahan baku penolong, maupun barang modal. Untuk barang konsumsi, yang mengalami kenaikan impor adalah daging beku, pir, dan apel.
"Sementara bahan baku impornya naik 10,73% month to month, karena ada bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri. Kalau barang modal juga mengalami kenaikan 6,59%, yang naik seperti mesin dan beberapa lainnya," imbuh dia.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pada April 2018 terjadi peningkatan impor pakaian jadi bukan rajutan sebesar USD14,2 juta. Total impor pakaian jadi bukan rajutan mencapai USD36,3 juta.
"Pakaian jadi bukan rajutan menghadapi Lebaran memang alami kenaikan sebesar 64,3%. Pada April 2017, pakaian jadi bukan rajutan impornya USD22 juta, kemudian April ini USD36,3 juta. Jadi ada peningkatan USD14,2 juta," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Seperti diberitakan sebelumnya, BPS merilis realisasi impor Indonesia pada periode April 2018 yang meningkat cukup signifikan. Pada periode ini, nilai impor Indonesia mencapai USD16,09 miliar.
Suhariyanto mengatakan, realisasi impor sebesar USD16,09 miliar tersebut meningkat 11,28% dibanding Maret 2018. Sementara dibanding April 2017, meningkat sekitar 34,68%.
"Nilai impor April 2018 naik signifikan sehingga total impornya USD16,09 miliar. Kalau dibanding dengan impor pada Maret 2018, itu berarti meningkat 11,28%. Tetapi dibanding April 2017, meningkatnya tinggi sekali yaitu 34,68%," katanya.
Dia menuturkan, kenaikan impor yang cukup tinggi terjadi karena kenaikan impor untuk komoditas migas maupun nonmigas. Untuk impor nonmigas, mengalami kenaikan signifikan, sekitar 12,68%.
Menurutnya, kenaikan impor pada April 2018 juga terjadi karena peningkatan impor untuk barang konsumsi, bahan baku penolong, maupun barang modal. Untuk barang konsumsi, yang mengalami kenaikan impor adalah daging beku, pir, dan apel.
"Sementara bahan baku impornya naik 10,73% month to month, karena ada bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri. Kalau barang modal juga mengalami kenaikan 6,59%, yang naik seperti mesin dan beberapa lainnya," imbuh dia.
(ven)