Perkuat Bisnis, Pos Indonesia Bangun Direct Selling
A
A
A
JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) terus melakukan transformasi bisnis dengan membuat terobosan dan inovasi baru untuk memenangkan persaingan. Era baru Pos Indonesia adalah membangun direct selling. Oranger bertujuan menciptakan daya saing yang kuat dibandingkan dengan pesaing dengan menggunakan strategi penjualan secara fleksibel, mudah dan cepat.
Direktur Informasi dan Teknologi PT Pos Indonesia (Persero), Charles Sitorus menyatakan, Oranger adalah sebutan bagi para petugas pos yang siaga di berbagai tempat dan menjemput paket para pengirim dalam waktu singkat. Oranger adalah mitra Pos Indonesia dan merupakan lini terdepan dalam pelayanan kepada pelanggan.
"Strategi menebar dan meluaskan jangkauan petugas pos merupakan misi perseroan untuk memperkuat relasi kepada konsumen, dan juga untuk mendekatkan kami ke pelanggan," ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (22/5/2018).
Menurut Charles, pengiriman saat ini berbasis paket, seiring dengan boomingnya bisnis e-commerce usai makin surutnya era surat menyurat. Membawa sejumlah paket yang akan dikirimkan tentu sangat menyulitkan bagi pelanggan untuk mendatangi kantor pos dengan dan peranan tenaga penjualan ada di garda terdepan untuk menggarap potensi yang ada.
"Pasar ritel sangat besar. Oranger ini menjadi ujung tombak kami berbicara dengan pelanggan dan dalam penjualan, tentu ujung akhirnya meningkatkan penjualan perseroan," katanya lebih lanjut.
Masalah kualitas pelayanan merupakan faktor yang tidak bisa di tawar lagi dan merupakan suatu keharusan untuk menyikapi tantangan ke depan. Ke depan pihaknya akan akan membekali Oranger dengan teknologi untuk mengetahui keberadaan petugas terdekat dengan masyarakat dari jangkauan mereka.
"Teknologi ini akan memudahkan keberadaan Oranger yang dapat langsung mempickup paket-paket tersebut karena posisi paling dekat dengan lokasi sender," ujarnya.
Pos Indonesia hingga kini memiliki sekitar 2.000 pasukan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan target sampai akhir tahun 2018, Pos Indonesia harus memiliki 5.000 Oranger yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Target kami dapat merekrut sebanyak-banyaknya. Pasarnya besar sekali, masih sangat terbuka luas. Pasar Tanah Abang contohnya, pusat garmen dan tekstil terbesar di kawasan Asia Tenggara itu menampung 30.000 pedagang tradisional dengan omset Rp200 miliar per hari, hingga kini baru ada 200 oranger," katanya.
Tak hanya ada di pusat garmen, keberadaan Oranger juga ada di pusat perbelanjaan, perkantoran, perumahan, pusat bisnis dan sentra industri kecil dan menengah. Sebagai petugas lini terdepan, mereka akan berkeliling menawarkan produk, menjemput produk bahkan membantu costumer dalam melakukan entry data kirimannya.
"Mereka ini adalah pekerja keras, rajin dan tekun. Kami juga mendorong mereka untuk menjadi agen pos. Dari mitra Oranger menjadi agen tentu mereka akan naik kelas dan pendapatannya tentu akan lebih meningkat," demikian Charles.
Direktur Informasi dan Teknologi PT Pos Indonesia (Persero), Charles Sitorus menyatakan, Oranger adalah sebutan bagi para petugas pos yang siaga di berbagai tempat dan menjemput paket para pengirim dalam waktu singkat. Oranger adalah mitra Pos Indonesia dan merupakan lini terdepan dalam pelayanan kepada pelanggan.
"Strategi menebar dan meluaskan jangkauan petugas pos merupakan misi perseroan untuk memperkuat relasi kepada konsumen, dan juga untuk mendekatkan kami ke pelanggan," ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (22/5/2018).
Menurut Charles, pengiriman saat ini berbasis paket, seiring dengan boomingnya bisnis e-commerce usai makin surutnya era surat menyurat. Membawa sejumlah paket yang akan dikirimkan tentu sangat menyulitkan bagi pelanggan untuk mendatangi kantor pos dengan dan peranan tenaga penjualan ada di garda terdepan untuk menggarap potensi yang ada.
"Pasar ritel sangat besar. Oranger ini menjadi ujung tombak kami berbicara dengan pelanggan dan dalam penjualan, tentu ujung akhirnya meningkatkan penjualan perseroan," katanya lebih lanjut.
Masalah kualitas pelayanan merupakan faktor yang tidak bisa di tawar lagi dan merupakan suatu keharusan untuk menyikapi tantangan ke depan. Ke depan pihaknya akan akan membekali Oranger dengan teknologi untuk mengetahui keberadaan petugas terdekat dengan masyarakat dari jangkauan mereka.
"Teknologi ini akan memudahkan keberadaan Oranger yang dapat langsung mempickup paket-paket tersebut karena posisi paling dekat dengan lokasi sender," ujarnya.
Pos Indonesia hingga kini memiliki sekitar 2.000 pasukan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan target sampai akhir tahun 2018, Pos Indonesia harus memiliki 5.000 Oranger yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Target kami dapat merekrut sebanyak-banyaknya. Pasarnya besar sekali, masih sangat terbuka luas. Pasar Tanah Abang contohnya, pusat garmen dan tekstil terbesar di kawasan Asia Tenggara itu menampung 30.000 pedagang tradisional dengan omset Rp200 miliar per hari, hingga kini baru ada 200 oranger," katanya.
Tak hanya ada di pusat garmen, keberadaan Oranger juga ada di pusat perbelanjaan, perkantoran, perumahan, pusat bisnis dan sentra industri kecil dan menengah. Sebagai petugas lini terdepan, mereka akan berkeliling menawarkan produk, menjemput produk bahkan membantu costumer dalam melakukan entry data kirimannya.
"Mereka ini adalah pekerja keras, rajin dan tekun. Kami juga mendorong mereka untuk menjadi agen pos. Dari mitra Oranger menjadi agen tentu mereka akan naik kelas dan pendapatannya tentu akan lebih meningkat," demikian Charles.
(ven)