Jonan Bakal Gencarkan Konversi LPG di 11 Daerah
A
A
A
JAKARTA - Konversi dari minyak tanah ke LPG 3 kilogram sudah dilakukan sejak 11 tahun lalu. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menerangkan, sejak 2007 hingga 2016, konversi minyak tanah ke LPG 3 kilogram sudah mencapai 57,19 juta paket.
Namun sejak 2016 dan 2017, tidak ada kelanjutan paket dari konversi minyak tanah ke gas. Karena itu, kata Jonan, pada tahun ini akan ada penambahan dari kelanjutan konversi minyak tanah.
"Untuk tahun ini, ada setengah juta paket prioritas pertama di Kepulauan Riau dan Nusa Tenggara Barat. Untuk tahap kedua ada di Sumatra Barat, seperti Solok Selatan dan Nias di Sumatra Utara," ujarnya di Gedung DPR, Rabu (30/5/2018).
Adapun, kata Jonan, untuk menyelesaikan konversi minyak tanah ke LPG di Kupang, Bima dan Jayapura akan dibangun tanki LPG. Dan pembangunan tersebut dilakukan penugasan langsung ke Pertamina.
Paket prioritas ini agar meningkatkan penggunaan LPG di masyarakat, sekaligus mengurangi beban bahan bakar minyak. Saat ini, kata dia, masih ada 11 daerah yang belum mengkonversi minyak tanah ke LPG.
"Jadi ada 11 daerah yang belum menggunakan konversi. Untuk Riau, mereka punya jaringan gas. Lalu Palembang dan sebagian Kalimantan Utara akan kami bangun jaringan gas sambungan rumah tangga, jadi tidak perlu konversi LPG. Itu fokus terhadap daerah yang tidak punya sumur gas," tuturnya.
Dalam laporan ke Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ignasius Jonan menerangkan, data dan penyebaran konversi minyak tanah ke LPG bisa dilihat pada wilayah konversi 2007/2008 masih berwarna merah. Kemudian tahun 2009 menjadi hijau tua, coklat pada 2010-2012, biru 2013-2015.
Namun sejak 2016 dan 2017, tidak ada kelanjutan paket dari konversi minyak tanah ke gas. Karena itu, kata Jonan, pada tahun ini akan ada penambahan dari kelanjutan konversi minyak tanah.
"Untuk tahun ini, ada setengah juta paket prioritas pertama di Kepulauan Riau dan Nusa Tenggara Barat. Untuk tahap kedua ada di Sumatra Barat, seperti Solok Selatan dan Nias di Sumatra Utara," ujarnya di Gedung DPR, Rabu (30/5/2018).
Adapun, kata Jonan, untuk menyelesaikan konversi minyak tanah ke LPG di Kupang, Bima dan Jayapura akan dibangun tanki LPG. Dan pembangunan tersebut dilakukan penugasan langsung ke Pertamina.
Paket prioritas ini agar meningkatkan penggunaan LPG di masyarakat, sekaligus mengurangi beban bahan bakar minyak. Saat ini, kata dia, masih ada 11 daerah yang belum mengkonversi minyak tanah ke LPG.
"Jadi ada 11 daerah yang belum menggunakan konversi. Untuk Riau, mereka punya jaringan gas. Lalu Palembang dan sebagian Kalimantan Utara akan kami bangun jaringan gas sambungan rumah tangga, jadi tidak perlu konversi LPG. Itu fokus terhadap daerah yang tidak punya sumur gas," tuturnya.
Dalam laporan ke Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ignasius Jonan menerangkan, data dan penyebaran konversi minyak tanah ke LPG bisa dilihat pada wilayah konversi 2007/2008 masih berwarna merah. Kemudian tahun 2009 menjadi hijau tua, coklat pada 2010-2012, biru 2013-2015.
(ven)