RELI Sarankan Investor Masuk Pasar Saham Sekarang
A
A
A
JAKARTA - PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) menyarankan supaya investor ritel dapat memanfaatkan momentum gejolak pasar modal yang terjadi saat ini. Investor bisa masuk berinvestasi saham dengan melakukan investasi jangka panjang.
Direktur Utama RELI Anita menyampaikan, pasar yang bergejolak ditandai dengan penurunan IHSG, sehingga ini merupakan momen paling tepat untuk masuk ke bursa dengan membeli saham-saham pilihan agar mendapat imbal hasil atau return maksimal.
Menurutnya, jika tujuan investor investasi dalam jangka panjang seperti menyiapkan dana pendidikan atau dana pensiun maka pilih investasi yang memiliki potensi return tinggi dalam jangka panjang seperti saham.
"Jika investor memiliki tujuan investasi untuk memenuhi dana pendidikan anak di masa depan, maka pilihan investasi harus saham. Begitu juga untuk kebutuhan dana pensiun, instrumen saham yang paling pas," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Namun, Anita menyampaikan, dalam setiap investasi tetap ada faktor risiko, sehingga juga tetap harus diperhatikan dengan teliti terutama dalam investasi jangka panjang. "Investor harus rutin menyisihkan dana secara berkala, namun berkelanjutan agar target dan tujuan investasi bisa tercapai," katanya.
Dia mengungkapkan, penurunan yang terjadi dalam nilai investasi saham itu hal yang sangat wajar, tapi dalam jangka panjang yakni di atas 10 tahun, pergerakan IHSG selalu positif dan mampu memberi imbal hasil optimal. "Tentu saja, selalu cermati berbagai hasil riset dan analisa pasar saham, termasuk yang diberikan oleh RELI," tutur Anita.
Ditambahkan Anita, dalam memilih investasi jangka panjang, investor akan melewati fase-fase yang dapat mengurangi risiko. Sama seperti tahap pengumpulan kekayaan maka harus memilih instrumen yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi dengan risiko tinggi juga.
Selanjutnya jika sudah mendekati waktu pengambilan dana investasi maka strategi diubah lagi dengan cara dipindahkan ke instrumen yang relatif lebih moderat. Harapannya agar dana tersebut tidak tergerus ketika terjadi gejolak pasar yang tiba-tiba datang.
Dengan strategi itu maka investor bisa menjaga kekayaan yang sudah didapat selama masa investasi. Bisa saja, setelah investasi saham langsung, kemudian dialihkan ke reksa dana saham. "Setelah makin dekat ke masa pencairan dana dapat juga ditempatkan ke reksa dana pendapatan tetap. Dengan begitu, imbal hasil investasi selalu terjaga dari potensi tergerus gejolak pasar," pungkas Anita.
Direktur Utama RELI Anita menyampaikan, pasar yang bergejolak ditandai dengan penurunan IHSG, sehingga ini merupakan momen paling tepat untuk masuk ke bursa dengan membeli saham-saham pilihan agar mendapat imbal hasil atau return maksimal.
Menurutnya, jika tujuan investor investasi dalam jangka panjang seperti menyiapkan dana pendidikan atau dana pensiun maka pilih investasi yang memiliki potensi return tinggi dalam jangka panjang seperti saham.
"Jika investor memiliki tujuan investasi untuk memenuhi dana pendidikan anak di masa depan, maka pilihan investasi harus saham. Begitu juga untuk kebutuhan dana pensiun, instrumen saham yang paling pas," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Namun, Anita menyampaikan, dalam setiap investasi tetap ada faktor risiko, sehingga juga tetap harus diperhatikan dengan teliti terutama dalam investasi jangka panjang. "Investor harus rutin menyisihkan dana secara berkala, namun berkelanjutan agar target dan tujuan investasi bisa tercapai," katanya.
Dia mengungkapkan, penurunan yang terjadi dalam nilai investasi saham itu hal yang sangat wajar, tapi dalam jangka panjang yakni di atas 10 tahun, pergerakan IHSG selalu positif dan mampu memberi imbal hasil optimal. "Tentu saja, selalu cermati berbagai hasil riset dan analisa pasar saham, termasuk yang diberikan oleh RELI," tutur Anita.
Ditambahkan Anita, dalam memilih investasi jangka panjang, investor akan melewati fase-fase yang dapat mengurangi risiko. Sama seperti tahap pengumpulan kekayaan maka harus memilih instrumen yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi dengan risiko tinggi juga.
Selanjutnya jika sudah mendekati waktu pengambilan dana investasi maka strategi diubah lagi dengan cara dipindahkan ke instrumen yang relatif lebih moderat. Harapannya agar dana tersebut tidak tergerus ketika terjadi gejolak pasar yang tiba-tiba datang.
Dengan strategi itu maka investor bisa menjaga kekayaan yang sudah didapat selama masa investasi. Bisa saja, setelah investasi saham langsung, kemudian dialihkan ke reksa dana saham. "Setelah makin dekat ke masa pencairan dana dapat juga ditempatkan ke reksa dana pendapatan tetap. Dengan begitu, imbal hasil investasi selalu terjaga dari potensi tergerus gejolak pasar," pungkas Anita.
(akr)