Investor Tetap Bisa Raih Cuan Saat Pilkada

Rabu, 27 Juni 2018 - 14:05 WIB
Investor Tetap Bisa...
Investor Tetap Bisa Raih Cuan Saat Pilkada
A A A
JAKARTA - PT Reliance Sekuritas Indonesia (RELI) memberi sejumlah catatan agar investor tetap bisa meraih cuan saat proses Pilkada serentak dan usai liburan. Associate Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menjelaskan, selain terus mencermati kondisi dalam negeri, investor juga mesti memantau kondisi ekonomi global.

"Karena itu menjadi faktor utama pergerakan bursa saham di global setelah IHSG ditutup libur panjang. Sehingga, sentimen itu layak menjadi perhatian pasca libur," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/6/2018).

Lanjar merincikan, sentimen tersebut antara lain perkembangan prospek suku bunga Amerika Serikat (AS), perseteruan AS dan China terhadap isu perdagangan dan pertemuan OPEC dalam rencana pelepasan produksi minyak.

Selain itu, keinginan Arab Saudi untuk menjadikan Aramco sebagai perusahaan publik terbesar dunia. Masuknya saham Arab Saudi ke dalam indeks MSCI Emerging Market, menyambungkan koneksi antara pasar keuangan Arab dengan pasar keuangan global.

"Sentimen ini akan menyesuaikan dengan kondisi atau pesimisnya akan terjadi aksi jual investor asing. Mengingat risiko yang mulai timbul lebih besar ke negara emerging market," kata Lanjar.

Sementara, Lanjar menyarankan investor cenderung memilih wait and see karena sentimen positif dalam negeri masih minim. Sehingga disarankan agar mulai kembali perhatikan saham-saham yang dimiliki dan trading jangka pendek dengan disiplin stop loss dan profit taking.

"Mengurangi mengambil langkah average down, namun cermati langkah beli pada saat saham mulai kembali pada trend positif meskipun jangka pendek," tutur dia.

Dia memprediksi, momen Pilkada serentak pada pekan ini relatif tidak akan memberi pengaruh besar pada pergerakan IHSG. Sentimen di level global yang justru lebih berpengaruh karena akan berdampak langsung terhadap rupiah.

"Untuk Pilkada tidak begitu berpengaruh karena sentimen yang ada di global justru cenderung mengkhawatirkan karena mengancam stabilitas nilai tukar rupiah dan capital outflow investor asing," pungkas Lanjar.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1332 seconds (0.1#10.140)