Wall Street Jatuh Akibat Turunnya Saham Teknologi dan Keuangan
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat, karena penurunan saham teknologi dan keuangan. Melansir CNBC, Kamis (28/6/2018), indeks Dow Jones ditutup turun 165,52 poin menjadi 24.117,59 karena saham Intel mengalami kinerja terburuk.
Indeks S&P 500 mundur 0,9% menjadi 2.699,63 karena saham teknologi melemah 1,5%. Dan Nasdaq jatuh 1,5% menjadi 7.445,08, akibat jatuhnya saham Amazon sebesar 1,8% dan saham Alphabet--induk Google melemah 1,4%. Penurunan juga terjadi pada saham Facebook dan Netflix.
Senada dengan saham teknologi, saham keuangan mengalami kerugian dan mencatat rekor tekor 13 hari beruntun. Saham-saham Bank of America, JP Morgan Chase, Morgan Stanley, dan Citigroup semuanya jatuh sekitar 1%.
Pasar saham AS seperti halnya pasar saham di seluruh dunia kini mengalami naik turun bak roller-coaster dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini imbas dari ketegangan perdagangan antara AS dengan kekuatan ekonomi lainnya, selain China juga Uni Eropa.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam mengenakan tarif 20% terhadap semua produk mobil impor dari Uni Eropa. Trump menyatakan Uni Eropa juga harus memberi kelonggaran bagi masuknya produk mobil AS, jika tidak maka ia tidak punya pilihan selain melakukan tarif tersebut.
"Keprihatinan akan ketegangan perdagangan akan berada di sini (pasar saham) untuk beberapa waktu. Dan kini akan menunggu retorika perang dagang ini hingga ujian tengah semester," kata Kepala Penelitian di Cetera Investment Management Gene Goldman.
Indeks S&P 500 mundur 0,9% menjadi 2.699,63 karena saham teknologi melemah 1,5%. Dan Nasdaq jatuh 1,5% menjadi 7.445,08, akibat jatuhnya saham Amazon sebesar 1,8% dan saham Alphabet--induk Google melemah 1,4%. Penurunan juga terjadi pada saham Facebook dan Netflix.
Senada dengan saham teknologi, saham keuangan mengalami kerugian dan mencatat rekor tekor 13 hari beruntun. Saham-saham Bank of America, JP Morgan Chase, Morgan Stanley, dan Citigroup semuanya jatuh sekitar 1%.
Pasar saham AS seperti halnya pasar saham di seluruh dunia kini mengalami naik turun bak roller-coaster dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini imbas dari ketegangan perdagangan antara AS dengan kekuatan ekonomi lainnya, selain China juga Uni Eropa.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam mengenakan tarif 20% terhadap semua produk mobil impor dari Uni Eropa. Trump menyatakan Uni Eropa juga harus memberi kelonggaran bagi masuknya produk mobil AS, jika tidak maka ia tidak punya pilihan selain melakukan tarif tersebut.
"Keprihatinan akan ketegangan perdagangan akan berada di sini (pasar saham) untuk beberapa waktu. Dan kini akan menunggu retorika perang dagang ini hingga ujian tengah semester," kata Kepala Penelitian di Cetera Investment Management Gene Goldman.
(ven)