Asumsi Makro Rancangan APBN 2019 Digodok Pemerintah dan DPR
A
A
A
JAKARTA - Asumsi Makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019 disepakati oleh pemerintah dan DPR. Kesepakatan ini diperoleh saat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menggelar rapat kerja (raker) dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Hasil pertemuan Panja asumsi dasar membuahkan kesepakatan kebijakan fiskal, pendapatan, defisit dan pembiayaan, salah satunya yakni pertumbuhan ekonomi 2019 diproyeksi berada di kisaran 5.2%-5.6%. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dari usulan awal yang diajukan pemerintah kepada DPR.
"Ini laporan yang lengkap, sangat sinkron dan harmonis dengan apa yang ingin kita capai melalui instrumen fiskal di tahun 2019," ujar Menkeu menanggapi hasil pembahasan di ruang rapat Banggar, Rabu (11/07/2018).
Selain itu, hasil kesepakatan lainnya yakni laju inflasi berkisar 2.5%-4.5% sedangkan nilai tukar rupiah dipatok pada kisaran Rp13.700-14.000 per dolar Amerika Serikat (USD) dan tingkat bunga SPN-3 bulan berkisar 4.6%-5.2%. Lebih lanjut diterangkan untuk harga minyak mentah, Panja sepakat memutuskan pada kisaran USD 60-70 per barrel, sedangkan lifting minyak dan gas bumi pada kisaran 1.932-2.105 ribu barel per hari.
Perkiraan tersebut berasal dari lifting minyak bumi sebesar 722-805 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1,21 hingga 1,30 juta barel setara minyak per hari. "Keseluruhan laporan ini akan sangat berguna bagi kami dalam menyusun nota keuangan. Ini adalah proses yang sangat baik bagi penyusunan RAPBN 2019," tukasnya.
Terakhir, Ketua Rapat menutup dengan menyatakan persetujuan atas hasil laporan Panja-Panja bakal dibawa ke Rapat Paripurna esok hari. "Ini suatu awal yang bagus dalam proses kita menyusun RAPBN 2019 sehingga kita bisa mendesain sebaik mungkin agar bisa menjadi instrumen yang menjaga kita semua dalam menghadapi ketidakpastian," tutup Menkeu.
Hasil pertemuan Panja asumsi dasar membuahkan kesepakatan kebijakan fiskal, pendapatan, defisit dan pembiayaan, salah satunya yakni pertumbuhan ekonomi 2019 diproyeksi berada di kisaran 5.2%-5.6%. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dari usulan awal yang diajukan pemerintah kepada DPR.
"Ini laporan yang lengkap, sangat sinkron dan harmonis dengan apa yang ingin kita capai melalui instrumen fiskal di tahun 2019," ujar Menkeu menanggapi hasil pembahasan di ruang rapat Banggar, Rabu (11/07/2018).
Selain itu, hasil kesepakatan lainnya yakni laju inflasi berkisar 2.5%-4.5% sedangkan nilai tukar rupiah dipatok pada kisaran Rp13.700-14.000 per dolar Amerika Serikat (USD) dan tingkat bunga SPN-3 bulan berkisar 4.6%-5.2%. Lebih lanjut diterangkan untuk harga minyak mentah, Panja sepakat memutuskan pada kisaran USD 60-70 per barrel, sedangkan lifting minyak dan gas bumi pada kisaran 1.932-2.105 ribu barel per hari.
Perkiraan tersebut berasal dari lifting minyak bumi sebesar 722-805 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1,21 hingga 1,30 juta barel setara minyak per hari. "Keseluruhan laporan ini akan sangat berguna bagi kami dalam menyusun nota keuangan. Ini adalah proses yang sangat baik bagi penyusunan RAPBN 2019," tukasnya.
Terakhir, Ketua Rapat menutup dengan menyatakan persetujuan atas hasil laporan Panja-Panja bakal dibawa ke Rapat Paripurna esok hari. "Ini suatu awal yang bagus dalam proses kita menyusun RAPBN 2019 sehingga kita bisa mendesain sebaik mungkin agar bisa menjadi instrumen yang menjaga kita semua dalam menghadapi ketidakpastian," tutup Menkeu.
(akr)