Mata Rantai Ekspor Disederhanakan, Petani Kopi Diuntungkan
A
A
A
JAKARTA - Pada Festival Kopi 2018, secara perdana dilaksanakan ekspor kopi milik petani langsung ke Eropa dan Amerika sebanyak 20 ton atau satu kontainer. Model ekspor secara langsung tersebut diyakini positif untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi nasional.
"Ini merupakan ekspor pertama petani kopi yang langsung melalui eksportir dan langsung pengiriman ke luar negeri. Dengan adanya pembelian melalui petani ini memutus mata rantai yang prosesnya begitu panjang," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung Dessy Desminar Romas dalam siaran pers, Senin (23/7/2018).
Menurut dia, para eksportir kopi sudah sewajarnya membeli hasil panen kopi kepada petani, tidak melalui gudang atau tempat penampungan kopi, selain mendapatkan harga yang lebih murah juga dapat memperoleh kopi dengan kualitas yang baik. Dengan begitu, petani kopi juga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Ia menjelaskan, ekspor kopi dari petani pertama ke luar negeri ini merupakan langkah maju pengembangan dan perkenalan kopi robusta asli lampung ke mancanegara.
"Setelah Lampung Barat nanti ke depan seperti Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Tanggamus juga harus bisa mengikuti jejak petani Lampung Barat untuk ekspor kopi ke luar negeri," jelasnya.
Mengenai pengiriman, Dessy mengatakan ada beberapa negara tujuan yakni Jerman, Amerika, Prancis, Inggris dan beberapa negara Asia.
Ia juga mengimbau kepada seluruh petani kopi agar bisa membuat gabungan kelompok tani (Gapoktan), dengan tujuan untuk menambah jumlah kopi yang dapat diekspor.
Bahkan ke depan bisa membuat suatu lembaga atau organisasi berbadan hukum agar bisa melakukan ekspor kopi tanpa perantara perusahaan, ini juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat karena harga jual lebih tinggi.
"Bila sudah memiliki suatu kelompok yang berbadan hukum bisa mengirim sendiri tanpa perusahan, karena jumlah tonase kopi lebih banyak dibandingkan perseorangan," kata Dessy.
Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus mengatakan, ekspor kopi ini sangat membantu petani, apalagi kopi robusta khas Lampung Barat ini bisa menjadi suatu ikon di Provinsi Lampung. "Semoga ini menjadi berkah bagi kita semua, dan ini akan suatu kemajuan bagi Provinsi Lampung," ujar dia saat pelepasan truk ekspor. Parosil mengharapkan, ekspor kopi ini jangan hanya berhenti di sini saja, tetapi bisa berkelanjutan di setiap panen panen berikutnya.
"Ini merupakan ekspor pertama petani kopi yang langsung melalui eksportir dan langsung pengiriman ke luar negeri. Dengan adanya pembelian melalui petani ini memutus mata rantai yang prosesnya begitu panjang," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung Dessy Desminar Romas dalam siaran pers, Senin (23/7/2018).
Menurut dia, para eksportir kopi sudah sewajarnya membeli hasil panen kopi kepada petani, tidak melalui gudang atau tempat penampungan kopi, selain mendapatkan harga yang lebih murah juga dapat memperoleh kopi dengan kualitas yang baik. Dengan begitu, petani kopi juga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Ia menjelaskan, ekspor kopi dari petani pertama ke luar negeri ini merupakan langkah maju pengembangan dan perkenalan kopi robusta asli lampung ke mancanegara.
"Setelah Lampung Barat nanti ke depan seperti Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Tanggamus juga harus bisa mengikuti jejak petani Lampung Barat untuk ekspor kopi ke luar negeri," jelasnya.
Mengenai pengiriman, Dessy mengatakan ada beberapa negara tujuan yakni Jerman, Amerika, Prancis, Inggris dan beberapa negara Asia.
Ia juga mengimbau kepada seluruh petani kopi agar bisa membuat gabungan kelompok tani (Gapoktan), dengan tujuan untuk menambah jumlah kopi yang dapat diekspor.
Bahkan ke depan bisa membuat suatu lembaga atau organisasi berbadan hukum agar bisa melakukan ekspor kopi tanpa perantara perusahaan, ini juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat karena harga jual lebih tinggi.
"Bila sudah memiliki suatu kelompok yang berbadan hukum bisa mengirim sendiri tanpa perusahan, karena jumlah tonase kopi lebih banyak dibandingkan perseorangan," kata Dessy.
Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus mengatakan, ekspor kopi ini sangat membantu petani, apalagi kopi robusta khas Lampung Barat ini bisa menjadi suatu ikon di Provinsi Lampung. "Semoga ini menjadi berkah bagi kita semua, dan ini akan suatu kemajuan bagi Provinsi Lampung," ujar dia saat pelepasan truk ekspor. Parosil mengharapkan, ekspor kopi ini jangan hanya berhenti di sini saja, tetapi bisa berkelanjutan di setiap panen panen berikutnya.
(fjo)