Gedung WTC 3 Raih Sertifikat Laik Fungsi
A
A
A
JAKARTA - Pengembang properti PT Central Cipta Murdaya (CCM) menyatakan gedung perkantoran World Trade Centre 3 (WTC 3) yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, telah memperoleh Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Direktur CCM Karuna Murdaya menjelaskan, gedung tersebut berlokasi di dalam kompleks yang sebelumnya telah terbangun gedung WTC 1, WTC 2, WTC 5, dan WTC 6. Gedung ini dirancang oleh firma arsitektur Inggris peraih penghargaan internasional yakni Aedas, serta dibangun oleh PT Balfour Beatty Sakti Indonesia. Sedangkan pemilik gedung yaitu PT Jakarta Land.
"Investasi besar yang kami lakukan terhadap gedung ini mencerminkan keyakinan CCM pada perekonomian Indonesia," kata Karuna dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Pada Juli 2018, Gedung WTC 3 telah meraih Sertifikat Laik Fungsi. Menurutnya, SLF ini membuktikan bahwa WTC 3 telah dibangun sesuai prosedur yang berlaku dan memenuhi persyaratan kelayakan yang ditetapkan pemerintah.
"Melalui sertifikasi untuk konstruksi berteknologi tinggi dan lingkungan, WTC 3 merupakan salah satu bangunan komersial paling terkemuka di Indonesia," imbuhnya.
Gedung WTC 3 terdiri dari 42 lantai yang akan berada pada jarak yang dekat dengan stasiun bawah tanah Mass Rapid Transit (MRT), yang dijadwalkan beroperasi pada awal 2019.
Setelah dimulainya pembangunan pada November 2013, Gedung WTC 3 seluas 73.000 meter persegi ini telah melakukan penutupan atap (topping off) pada April 2017 dan menuntaskan pembangunannya pada pertengahan 2018.
Rancangan kelas premium Gedung WTC 3 mencakup sistem keamanan terbaru bagi para penyewa serta fitur-fitur teknis seperti double-glazing, lampu LED, raised floor, lift berkecepatan tinggi, dan sistem manajemen bangunan berteknologi tinggi. Gedung ini juga dilengkapi dengan fasilitas lima lantai parkir bawah tanah dan 4 lantai podium untuk kegiatan ritel.
"Kami berharap PT Jakarta Land melanjutkan pengembangan Kompleks WTC untuk memenuhi peningkatan permintaan akan ruang perkantoran dari perusahaan-perusahaan multinasional dan nasional terkemuka di Indonesia, serta memperkuat posisi Kompleks WTC sebagai pusat perbankan, jasa keuangan dan sektor-sektor bisnis internasional di Jakarta," tutur Will Bright, direktur PT Jakarta Land.
Direktur CCM Karuna Murdaya menjelaskan, gedung tersebut berlokasi di dalam kompleks yang sebelumnya telah terbangun gedung WTC 1, WTC 2, WTC 5, dan WTC 6. Gedung ini dirancang oleh firma arsitektur Inggris peraih penghargaan internasional yakni Aedas, serta dibangun oleh PT Balfour Beatty Sakti Indonesia. Sedangkan pemilik gedung yaitu PT Jakarta Land.
"Investasi besar yang kami lakukan terhadap gedung ini mencerminkan keyakinan CCM pada perekonomian Indonesia," kata Karuna dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Pada Juli 2018, Gedung WTC 3 telah meraih Sertifikat Laik Fungsi. Menurutnya, SLF ini membuktikan bahwa WTC 3 telah dibangun sesuai prosedur yang berlaku dan memenuhi persyaratan kelayakan yang ditetapkan pemerintah.
"Melalui sertifikasi untuk konstruksi berteknologi tinggi dan lingkungan, WTC 3 merupakan salah satu bangunan komersial paling terkemuka di Indonesia," imbuhnya.
Gedung WTC 3 terdiri dari 42 lantai yang akan berada pada jarak yang dekat dengan stasiun bawah tanah Mass Rapid Transit (MRT), yang dijadwalkan beroperasi pada awal 2019.
Setelah dimulainya pembangunan pada November 2013, Gedung WTC 3 seluas 73.000 meter persegi ini telah melakukan penutupan atap (topping off) pada April 2017 dan menuntaskan pembangunannya pada pertengahan 2018.
Rancangan kelas premium Gedung WTC 3 mencakup sistem keamanan terbaru bagi para penyewa serta fitur-fitur teknis seperti double-glazing, lampu LED, raised floor, lift berkecepatan tinggi, dan sistem manajemen bangunan berteknologi tinggi. Gedung ini juga dilengkapi dengan fasilitas lima lantai parkir bawah tanah dan 4 lantai podium untuk kegiatan ritel.
"Kami berharap PT Jakarta Land melanjutkan pengembangan Kompleks WTC untuk memenuhi peningkatan permintaan akan ruang perkantoran dari perusahaan-perusahaan multinasional dan nasional terkemuka di Indonesia, serta memperkuat posisi Kompleks WTC sebagai pusat perbankan, jasa keuangan dan sektor-sektor bisnis internasional di Jakarta," tutur Will Bright, direktur PT Jakarta Land.
(ven)