Perusahaan Inovatif Butuh Lebih Banyak Benchmark
A
A
A
JAKARTA - Menghasilkan inovasi yang tepat guna membutuhkan strategi yang tepat untuk menciptakan dampak yang terukur. Pelaku industri nasional membutuhkan lebih banyak benchmark perusahaan inovatif yang sukses dan berdampak positif.
Salah satu juri dalam Innovation Award yang diadakan Koran Sindo, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) Budi Frensidy mengatakan beberapa peserta sangat baik dalam memberikan ukuran yang jelas manfaat inovasi secara terukur. Dampaknya bisa dalam penghematan biaya, meningkatkan pendapatan, menghasilkan intangible benefit, atau mendongkrak peringkat dalam industri.
Tapi di sisi lainnya, masih ada juga yang belum jelas menyampaikan manfaat yang diperoleh. "Manfaat nyata yang kami apresiasi. Masih ada yang belum begitu tahu best practice inovasi tepat guna itu. Bagaimana mewujudkannya sehingga harus ada acuan. Mereka bisa belajar dari yang telah menerapkan secara efektif dan konsisten mendapat apresiasi inovasi," ujar Budi di sela presentasi peserta Innovation Award 2018, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Dia mengapresiasi presentasi dari pengelola jalan tol yang terus tumbuh dan melakukan inovasi tepat guna. Dampaknya sangat terukur seperti pengurangan kecelakaan, skor dari otoritas membaik, meningkatnya revenue, dan pangsa pasar terus membesar. Semuanya bukti karena perusahaan memberikan manfaat nyata yang terukur bukan lagi rencana atau konsep tapi sudah dieksekusi nyata.
Lebih lanjut dia mengatakan syarat utama menjalankan inovasi tepat guna adalah komitmen seluruh stakeholder. Baik itu dari internal, pemegang saham, otoritas, bahkan pengguna. Semuanya harus memberikan dukungan komitmen dan komunikasi dari banyak pihak secara berkesinambungan. "Tidak bisa inovasi dilakukan secara sepihak. Komunikasi harus terus dilakukan dan disosialisasikan kepada seluruh stakeholder sehingga mendapatkan dukungan," ujarnya.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Realty Sani Burhanuddin mengatakan, pihaknya mendorong Inovasi dari sisi produk di tengah kelesuan industri properti. Sebagai developer pihaknya melakukan segmentasi yang tepat sasaran dengan kajian mendalam untuk proyek dan produk yang ditawarkan untuk segmen tertentu. Kesuksesan inovasi dinilai dengan scoring card terkait rating kelayakan investasi awalnya. Karena awal suatu pembangunan ada Investasi berupa tanah atau bangunan.
"Nanti kita lihat scoring apakah memenuhi seluruh tahap hingga perijinan. Lalu berkonsultasi pada konsultan soal esensi produk seperti apa yang diminati kemudian ditentukan konsep yang ditawarkan kepada market. Parameter ini jadi benchmark inovasi produk yang kami dorong. Kami optimistis dengan inovasi bisa tumbuh dua kali lipat tahun ini secara laba bersih," ujar Sani.
Sedangkan, Chief Marketing and Product Management Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan, pihaknya mendorong produk Insurance Protection Linked Auto Navigation (iPLAN) sebagai asuransi unit link yang inovatif. Produk tersebut mampu memaksimalkan nilai investasi nasabah.
Tahun ini, Generali fokus memperkuat produk dengan pengembangan manfaat asuransi tambahan untuk kesehatan dan manfaat hidup (life benefit). Medical PLAN, manfaat perlindungan kesehatan di seluruh dunia hingga usia 90 tahun.
"Perlindungan mereka juga akan terus berjalan demi membantu melindungi keluarga mereka bila terjadi risiko tak terduga. Ini merupakan inovasi terbaru dari Generali dan merupakan yang pertama di pasar asuransi tanah air," kata Vivin.
Manfaat ini disebutnya melengkapi ragam solusi perlindungan kesehatan yang dimiliki Generali, termasuk Global Medical PLAN yang memungkinkan nasabah untuk mendapatkan rekomendasi perawatan terbaik dari dokter terbaik di dunia dengan perlindungan perawatan rumah sakit hingga Rp35 miliar per tahun. Jangkauan perlindungan meliputi seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Jepang dengan sistem cashless (non-tunai).
"Generali akan terus menghadirkan ragam produk inovatif untuk melindungi di setiap tahapan hidup masyarakat dalam rangka mewujudkan visi kami yang secara aktif melindungi dan meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia," ujarnya.
Salah satu juri dalam Innovation Award yang diadakan Koran Sindo, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) Budi Frensidy mengatakan beberapa peserta sangat baik dalam memberikan ukuran yang jelas manfaat inovasi secara terukur. Dampaknya bisa dalam penghematan biaya, meningkatkan pendapatan, menghasilkan intangible benefit, atau mendongkrak peringkat dalam industri.
Tapi di sisi lainnya, masih ada juga yang belum jelas menyampaikan manfaat yang diperoleh. "Manfaat nyata yang kami apresiasi. Masih ada yang belum begitu tahu best practice inovasi tepat guna itu. Bagaimana mewujudkannya sehingga harus ada acuan. Mereka bisa belajar dari yang telah menerapkan secara efektif dan konsisten mendapat apresiasi inovasi," ujar Budi di sela presentasi peserta Innovation Award 2018, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Dia mengapresiasi presentasi dari pengelola jalan tol yang terus tumbuh dan melakukan inovasi tepat guna. Dampaknya sangat terukur seperti pengurangan kecelakaan, skor dari otoritas membaik, meningkatnya revenue, dan pangsa pasar terus membesar. Semuanya bukti karena perusahaan memberikan manfaat nyata yang terukur bukan lagi rencana atau konsep tapi sudah dieksekusi nyata.
Lebih lanjut dia mengatakan syarat utama menjalankan inovasi tepat guna adalah komitmen seluruh stakeholder. Baik itu dari internal, pemegang saham, otoritas, bahkan pengguna. Semuanya harus memberikan dukungan komitmen dan komunikasi dari banyak pihak secara berkesinambungan. "Tidak bisa inovasi dilakukan secara sepihak. Komunikasi harus terus dilakukan dan disosialisasikan kepada seluruh stakeholder sehingga mendapatkan dukungan," ujarnya.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Realty Sani Burhanuddin mengatakan, pihaknya mendorong Inovasi dari sisi produk di tengah kelesuan industri properti. Sebagai developer pihaknya melakukan segmentasi yang tepat sasaran dengan kajian mendalam untuk proyek dan produk yang ditawarkan untuk segmen tertentu. Kesuksesan inovasi dinilai dengan scoring card terkait rating kelayakan investasi awalnya. Karena awal suatu pembangunan ada Investasi berupa tanah atau bangunan.
"Nanti kita lihat scoring apakah memenuhi seluruh tahap hingga perijinan. Lalu berkonsultasi pada konsultan soal esensi produk seperti apa yang diminati kemudian ditentukan konsep yang ditawarkan kepada market. Parameter ini jadi benchmark inovasi produk yang kami dorong. Kami optimistis dengan inovasi bisa tumbuh dua kali lipat tahun ini secara laba bersih," ujar Sani.
Sedangkan, Chief Marketing and Product Management Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan, pihaknya mendorong produk Insurance Protection Linked Auto Navigation (iPLAN) sebagai asuransi unit link yang inovatif. Produk tersebut mampu memaksimalkan nilai investasi nasabah.
Tahun ini, Generali fokus memperkuat produk dengan pengembangan manfaat asuransi tambahan untuk kesehatan dan manfaat hidup (life benefit). Medical PLAN, manfaat perlindungan kesehatan di seluruh dunia hingga usia 90 tahun.
"Perlindungan mereka juga akan terus berjalan demi membantu melindungi keluarga mereka bila terjadi risiko tak terduga. Ini merupakan inovasi terbaru dari Generali dan merupakan yang pertama di pasar asuransi tanah air," kata Vivin.
Manfaat ini disebutnya melengkapi ragam solusi perlindungan kesehatan yang dimiliki Generali, termasuk Global Medical PLAN yang memungkinkan nasabah untuk mendapatkan rekomendasi perawatan terbaik dari dokter terbaik di dunia dengan perlindungan perawatan rumah sakit hingga Rp35 miliar per tahun. Jangkauan perlindungan meliputi seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Jepang dengan sistem cashless (non-tunai).
"Generali akan terus menghadirkan ragam produk inovatif untuk melindungi di setiap tahapan hidup masyarakat dalam rangka mewujudkan visi kami yang secara aktif melindungi dan meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia," ujarnya.
(poe)