Menko Darmin Ungkap Alasan Pengusaha Ogah Konversi Devisa ke Rupiah

Jum'at, 03 Agustus 2018 - 17:13 WIB
Menko Darmin Ungkap...
Menko Darmin Ungkap Alasan Pengusaha Ogah Konversi Devisa ke Rupiah
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, masih banyak pengusaha yang enggan untuk menaruh dan mengkonversi Devisa Hasil Ekspor (DHE)-nya ke dalam bentuk rupiah. Lantaran hal itu, bahkan Darmin sampai menyebut ekonomi mengalami kebocoran.

(Baca Juga: Tambal Kebocoran Ekonomi, Darmin Dorong Konversi Devisa ke RupiahLebih lanjut Ia menerangkan, para pengusaha sejatinya mau mengkonversi hasil ekspor mereka ke rupiah. Namun, disebutkan mereka khawatir terhadap pelemahan yang terus menerpa rupiah dalam beberapa bulan terakhir.

"Sebenarnya yang paling simpel tuker aja USD ke rupiah, tapi siapa tau dolarnya menguat, maka dia tahan. Tapi akibat dari itu, hal-hal seperti ini membuat tekanan rupiah makin tinggi. Jadi ada persoalan niat baik dan tanggung jawab bersama agar rupiahnya gak lemah," ujar Menko Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (3/8/2018).

Darmin menyebut Bank Indonesia (BI) saat ini berencana menerbitkan aturan swap yang lebih murah. Aturan swap yang dimaksud yakni transaksi pertukaran valuta asing (valas) terhadap rupiah melalui transaksi tunai dengan penjualan atau pembelian kembali berjangka. Swap yang dimaksud juga ialah tingkat bunga yang nantinya disesuaikan.

"BI sedang rumuskan kebijakan agar biaya swap, kalo dia mau beli lagi valas di waktu yang akan datang itu biayanya lebih ringan karena sebenarnya pada saat eksportir terima devisa, dia gak tukarkan ke rupiah, tapi dia bikin tabungan," tambahnya.

Ditambahkan olehnya bahwa para pelaku usaha membutuhkan rupiah. Namun, para pengusaha itu malah meminjam di bank. "Itu sebabnya BI sedang finalisasi (aturan swap) dan akan di umumkan minggu depan atau minggu berikutnya. Jadi apabila menukarkan devisanya ke dalam rupiah dan dia nanti perlu devisa, gak selalu butuh devisa lagi loh dia," jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7556 seconds (0.1#10.140)