Luhut: Pemulihan Ekonomi Dampak Covid-19 Butuh Waktu 5 Tahun

Rabu, 03 Juni 2020 - 15:50 WIB
loading...
Luhut: Pemulihan Ekonomi Dampak Covid-19 Butuh Waktu 5 Tahun
Menko bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemulihan perekonomian suatu negara yang terdampak pandemi corona atau Covid-19 membutuhkan waktu lima tahun. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemulihan perekonomian suatu negara yang terdampak pandemi corona atau Covid-19 membutuhkan waktu lima tahun. Hal tersebut sesuai dengan pembahasan Menko Luhut dengan World Bank (Bank Dunia).

"Saya bicara dengan World Bank dampak dari pandemi Corona ini bisa sampai 5 tahun baru bisa pulih kembali income ataupun GDP suatu negara," ujar Menko Luhut dalam diskusi online di Jakarta, Rabu (3/6/2020).

Sambung dia menerangkan, wabah virus corona telah menimbulkan perlambatan ekonomi secara global. Indonesia sendiri mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 2,9% pada kuartal-I 2020.

"Kalau kita lihat perlambatan ekonomi global, bagaimana China turun, Indonesia juga sampai sekarang masih bersyukur di 2,9% pada kuartal pertama. tetapi kita harus hati-hati juga jangan sampai turun lagi di bawah 0. Sedangkan Singapura juga sudah turun -2,2%. Jadi semua negara kena dampak Covid," jelasnya.

Dia melanjutkan, Indonesia sendiri terkena dampak Covid-19 dengan adanya penurunan kinerja pada 6 sektor penting penyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Padahal 6 sektor tersebut memberikan andil sekitar 69% pada ekonomi.

"Penurunan pertumbuhan paling signifikan terlihat di sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran serta konsumsi. Dari sisi permintaan, konsumsi dan investasi terkena dampak paling besar," katanya.

Luhut juga menambahkan, dari sisi konsumsi pertumbuhan pada kuartal-I 2020 jatuh dibandingkan dengan kuartal-IV 2020 dari 5,3% menjadi 2,7%. "Investasi dan konsumsi terdampak paling besar akibat Covid. Ini bukan terjadi di Indonesia saja, tetapi di seluruh negara di dunia dan belum pernah ini terjadi," tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1905 seconds (0.1#10.140)