Solok Jadi Produsen Bawang Merah di Sumatera

Minggu, 05 Agustus 2018 - 00:11 WIB
Solok Jadi Produsen...
Solok Jadi Produsen Bawang Merah di Sumatera
A A A
BIMA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, tidak main-main, untuk menggenjot produksi bawang merah nasional. Selama ini Indonesia mengimpor 30.000 ton bawang merah setiap tahun, kini semua sudah berubah sejak mentan memutuskan harus swasembada hingga mulai membuahkan hasil gemilang.

Tak sekedar mampu berswasembada, dalam 3 tahun terakhir, Indonesia berhasil mencetak hatrick ekspor bawang merah yang volumenya terus meningkat sejak Tahun 2017. Ekspor Bawang Merah naik hampir 10 kali lipat dari tahun 2016. "Tahun 2018 ini, kita optimis bisa ekspor bawang merah 15 ribu ton atau naik 2 kali lipat dari tahun lalu," ujar Amran, saat pelepasan ekspor bawang merah bersama Kabulog di Brebes, pekan lalu.

Dirjen Hortikultura Suwandi, menuturkan, kunci keberhasilan swasembada bawang merah yakni penataan dan penumbuhan sentra produksi yang tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Saat ini hamparan bawang merah dalam skala luas tak lagi hanya dijumpai di Brebes, Cirebon atau Nganjuk, tapi sudah menyebar di Solok, Bali, Bima, Sumbawa, Belu, Malaka, Maluku Tenggara, Enrekang, Tapin dan daerah lainnya," beber Suwandi saat berkunjung ke Lembah Gumanti Solok, Sabtu (4/8/2018).

"Solok kini menjelma menjadi kawasan produksi bawang merah terbesar di Sumatera dengan luas panen lebih dari 7.300 hektar/tahun. Khusus Kecamatan Lembah Gumanti saja mencapai 4.600 hektar lebih. Ini luar biasa. Kesuksesan Solok saat ini tak lepas dari peran kunci Mentan Amran dalam membangkitkan gairah petani setempat untuk memperluas areal tanam bawang merah, sejak 2016 lalu," ujar Suwandi.

Dengan penduduk sekitar 5,3 juta jiwa dan rata-rata konsumsi per kapita bawang merah 2,57 kg/tahun, maka Sumbar diperkirakan hanya butuh pasokan sekitar 14 ribu ton per tahun, sementara produksi bawang merah Sumatera Barat, sejak tahun 2017, sudah mencapai 955 ribu ton, dari total produksi tersebut, 825 ribu ton, dihasilkan dari Solok, sedang selebihnya dari kabupaten lain seperti Agam, Solok Selatan dan Tanah Datar.

"Artinya, produksi bawang merah dari Sumbar sudah sangat surplus, bahkan mampu mengisi kebutuhan bawang merah di Pulau Sumatera seperti, Sumut, Sumsel, Riau, Jambi, hingga menembus pasar Jabodetabek", jelas Suwandi, yang saat kunjungan didampingi Kepala Dinas Pertanian Sumbar dan Dinas Pertanian Kab. Solok.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Chandra menjelaskan bahwa kawasan aneka bawang sangat prospektif di Kabupaten Solok, Agam dan Tanah Datar. "Kami mendukung penuh kawasan pengembangan bawang merah di solok yang luas panennya mencapai 8.000 Ha serta potensi pengembangan bawang putih mencapai 5.000 Ha," ungkapnya.

Pendekatan yang dilakukan untuk bawang merah adalah memperkuat hilirisasi dengan mendorong industri pengolahan pascapanen seperti industri pasta, minyak bawang merah dan mengawal manajemen tanam secara ketat sehingga stabilisasi pasokan dan harga aman. "Untuk pengembangan bawang putih, Propinsi Sumatera Barat, siap untuk menyukseskan Swasembada Bawang Putih tahun 2021, sesuai yang diamanahkan Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman," tegasnya.

Kepala Dinas Pertanian Solok, Admaizon, menuturkan, selain di Kecamatan Lembah Gumanti, sentra bawang merah Solok juga terdapat di Lembang Jaya (860 Ha), Danau Kembar (567 Ha), Pantai Cermin (479 Ha) dan melebar ke kecamatan lain sekitarnya.

"Varietas bawang merah yang ditanam antara lain SS Sakato, Singkil Medan, Gajah, Bima Brebes dan Maja Cipanas. Umumnya varietas tersebut telah beradaptasi dengan kondisi alam Solok yang beriklim dingin," terang Admaizon.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0740 seconds (0.1#10.140)