Ekspor Benih Jagung Hibrida Jadi Bukti Swasembada RI
A
A
A
JAKARTA - Ekspor benih jagung hibrida dinilai menjadi bukti Indonesia telah swasembada. Apalagi dukungan pemerintah dalam memacu ekspor, khususnya ekspor benih saat ini sangat besar.
Direktur Utama PT Bisi International Tbk (BISI) Jemmy Eka Putra mengatakan, salah satu dukungan pemerintah yakni pengurusan dokumen dan penerbitan izin ekspor yang mudah dan cepat. Sehingga sangat membantu produsen benih yang hendak melakukan ekspor.
"Ekspor benih jagung hibrida semakin terasa spesial karena menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia telah berhasil menjadi negara yang berswasembada benih jagung hibrida dan sekaligus mampu melakukan ekspor," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/8/2018).
Sementara, tahun ini ekspor benih jagung hibrida ditargetkan bisa mencapai 500 ton atau senilai USD1,5 juta ke Srilanka dan Pakistan. Kemudian tahun depan, diharapkan bisa meningkat menjadi 1.000 ton senilai USD3 juta. Produksi benih jagung hibrida Bisi Internasional sendiri menguasai pasar dalam negeri kurang lebih 49% dari kebutuhan nasional.
Saat ini kapasitas produksi benih jagung sekitar 70 ribu hingga 80 ribu ton per tahun. Produksi ini sebagian besar memenuhi kebutuhan benih jagung pada Upaya Khusus (Upsus), sisanya pasar bebas. "BISI sebagai perusahaan berbasis sains mengedepankan proses riset dalam menghasilkan produk benih yang dirilis," pungkasnya.
Adapun setelah melalui proses riset di fasilitas R&D, benih akan diuji multi-lokasi di seluruh wilayah pertanian utama di Indonesia. Setelah itu diproduksi dengan sistem kemitraan bersama petani Indonesia.
Dari proses yang panjang ini, benih yang dihasilkan memiliki keunggulan seperti produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Direktur Utama PT Bisi International Tbk (BISI) Jemmy Eka Putra mengatakan, salah satu dukungan pemerintah yakni pengurusan dokumen dan penerbitan izin ekspor yang mudah dan cepat. Sehingga sangat membantu produsen benih yang hendak melakukan ekspor.
"Ekspor benih jagung hibrida semakin terasa spesial karena menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia telah berhasil menjadi negara yang berswasembada benih jagung hibrida dan sekaligus mampu melakukan ekspor," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/8/2018).
Sementara, tahun ini ekspor benih jagung hibrida ditargetkan bisa mencapai 500 ton atau senilai USD1,5 juta ke Srilanka dan Pakistan. Kemudian tahun depan, diharapkan bisa meningkat menjadi 1.000 ton senilai USD3 juta. Produksi benih jagung hibrida Bisi Internasional sendiri menguasai pasar dalam negeri kurang lebih 49% dari kebutuhan nasional.
Saat ini kapasitas produksi benih jagung sekitar 70 ribu hingga 80 ribu ton per tahun. Produksi ini sebagian besar memenuhi kebutuhan benih jagung pada Upaya Khusus (Upsus), sisanya pasar bebas. "BISI sebagai perusahaan berbasis sains mengedepankan proses riset dalam menghasilkan produk benih yang dirilis," pungkasnya.
Adapun setelah melalui proses riset di fasilitas R&D, benih akan diuji multi-lokasi di seluruh wilayah pertanian utama di Indonesia. Setelah itu diproduksi dengan sistem kemitraan bersama petani Indonesia.
Dari proses yang panjang ini, benih yang dihasilkan memiliki keunggulan seperti produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan.
(akr)