Perusahaan Fintech Bikin UKM Indonesia Naik Kelas
A
A
A
JAKARTA - Peran Peer to Peer Lending (P2P Lending) sebagai layanan pinjam meminjam uang berbasis tekologi informasi sangat relevan dan cukup krusial, diharapkan dapat menjadi angin segar bagi pertumbuhan sektor Usaha Koperasi Menengah (UKM) di Indonesia. Peran fintech pun membuat UKM Indonesia naik kelas.
Dengan layanan P2P Lending, setiap UKM yang selama ini kesulitan memperoleh akses pembiayaan dari perbankan dan layanan keuangan konvensional lainnya, diberikan akses pembiayaan baru dengan syarat lebih fleksibel (tanah dan bangunan sebagai jaminan bukan syarat utama bagi penyelenggara P2P Lending) serta prosesnya secara online sehingga jauh lebih cepat dan lebih mudah.
Berdasarkan data OJK, terlihat adanya gap kebutuhan pembiayaan bagi UKM hingga sebesar Rp1.000 triliun pada akhir tahun 2017. Sedangkan porsi dari perusahaan-perusahan fintech lending per Juli 2018, baru menyalurkan pembiayaan sekitar Rp7 triliun. Dari data tersebut, tentunya market pembiayaan bagi UKM di Indonesia masih sangat besar sehingga keberadaan P2P Lending sangat potensial dan dibutuhkan dalam mempertipis gap pembiayaan terhadap UKM.
Demikian halnya kehadiran Akseleran, yang merupakan salah satu perusahaan P2P Lending yang sudah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kelas UKM di tanah air dengan memberikan akses pembiayaan. Hal ini ditambah lagi dimana Akseleran sudah tersertifikasi oleh ISO 270001, menunjukkan komitmen Akseleran dalam memperhatikan perlindungan konsumen.
"Lebih dari 200 UKM yang sudah kita biayai, sebanyak 99% berhasil naik kelas. Dalam artian, setidaknya berdasarkan kenaikan omzet penjualan mereka, ada yang naik 10% bahkan ada yang naik sampai 1.000%. Misalnya, dari awalnya hanya memiliki 1 toko sekarang sudah punya 2 toko dan sebagainya setelah memperoleh pembiayaan dari Akseleran," ujar Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran Christopher Gultom dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (19/8/2018).
Sejak Oktober 2017 hingga pertengahan Agustus 2018, Akseleran tercatat sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp95 miliar kepada lebih dari 200 debitur. Pencapaian ini termasuk yang tercepat dibandingkan perusahaan P2P Lending lainnya yang ada di Indonesia dan membuktikan peranan Akseleran untuk meningkatkan kelas UKM sangat tinggi.
Bahkan, karena besarnya animo UKM dan tingkat kepercayaan mereka yang semakin meningkat terhadap kebutuhan pembiayaan dari Akseleran, maka selama empat bulan ke depan akan menambah area layanan pembiayaan ke wilayah lainnya, yakni di Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Surabaya. "Sehingga kami ingin secara full memenuhi pembiayaan UKM di Pulau Jawa selain di Jabodetabek dan juga Balikpapan," ujarnya.
Dengan layanan P2P Lending, setiap UKM yang selama ini kesulitan memperoleh akses pembiayaan dari perbankan dan layanan keuangan konvensional lainnya, diberikan akses pembiayaan baru dengan syarat lebih fleksibel (tanah dan bangunan sebagai jaminan bukan syarat utama bagi penyelenggara P2P Lending) serta prosesnya secara online sehingga jauh lebih cepat dan lebih mudah.
Berdasarkan data OJK, terlihat adanya gap kebutuhan pembiayaan bagi UKM hingga sebesar Rp1.000 triliun pada akhir tahun 2017. Sedangkan porsi dari perusahaan-perusahan fintech lending per Juli 2018, baru menyalurkan pembiayaan sekitar Rp7 triliun. Dari data tersebut, tentunya market pembiayaan bagi UKM di Indonesia masih sangat besar sehingga keberadaan P2P Lending sangat potensial dan dibutuhkan dalam mempertipis gap pembiayaan terhadap UKM.
Demikian halnya kehadiran Akseleran, yang merupakan salah satu perusahaan P2P Lending yang sudah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kelas UKM di tanah air dengan memberikan akses pembiayaan. Hal ini ditambah lagi dimana Akseleran sudah tersertifikasi oleh ISO 270001, menunjukkan komitmen Akseleran dalam memperhatikan perlindungan konsumen.
"Lebih dari 200 UKM yang sudah kita biayai, sebanyak 99% berhasil naik kelas. Dalam artian, setidaknya berdasarkan kenaikan omzet penjualan mereka, ada yang naik 10% bahkan ada yang naik sampai 1.000%. Misalnya, dari awalnya hanya memiliki 1 toko sekarang sudah punya 2 toko dan sebagainya setelah memperoleh pembiayaan dari Akseleran," ujar Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran Christopher Gultom dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (19/8/2018).
Sejak Oktober 2017 hingga pertengahan Agustus 2018, Akseleran tercatat sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp95 miliar kepada lebih dari 200 debitur. Pencapaian ini termasuk yang tercepat dibandingkan perusahaan P2P Lending lainnya yang ada di Indonesia dan membuktikan peranan Akseleran untuk meningkatkan kelas UKM sangat tinggi.
Bahkan, karena besarnya animo UKM dan tingkat kepercayaan mereka yang semakin meningkat terhadap kebutuhan pembiayaan dari Akseleran, maka selama empat bulan ke depan akan menambah area layanan pembiayaan ke wilayah lainnya, yakni di Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Surabaya. "Sehingga kami ingin secara full memenuhi pembiayaan UKM di Pulau Jawa selain di Jabodetabek dan juga Balikpapan," ujarnya.
(ven)