Intervensi BI Membuat Rupiah Menguat Meski USD Berotot
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Senin (20/8/2018) di pasar spot, ditutup menguat 5 poin atau 0,03% ke level Rp14.588 per USD, dibanding penutupan Kamis (16/8/2018) di Rp14.593 per USD. Senin ini, rupiah di indeks Bloomberg diperdagangkan di Rp14.577-Rp14.594 per USD.
Senada dengan itu, mata uang NKRI juga perkasa di data Yahoo Finance pada Senin petang ini. Rupiah terapresiasi 18 poin atau 0,12% menjadi Rp14.585 per USD, berbanding pekan lalu di Rp14.603 per USD.
Rupiah menguat pada Senin ini, setelah Bank Indonesia melakukan intervensi. Otoritas moneterkembali mengeluarkan relaksasi di pasar keuangan yang bertujuan memperkuat nilai tukar rupiah. Relaksasi kali ini adalah terkait premi swap lindung nilai (hedging).
Relaksasi yang dikeluarkan BI mengenai premi swap lindung nilai adalah mengenai penerapan premi swap yang lebih efisien. Pasalnya, selama ini menganggap premi swap hedging di BI mahal.
"Banyak yang mengeluhkan swap rate itu mahal sehingga kalau ada kebijakannya, swap rate bisa lebih terjangkau. Akan ada juga batas atas swap rate dari BI supaya membuat pasar swap menjadi lebih efisien," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsahdi Jakarta, Senin (20/8/2018).
Relaksasi ini berhasil membuat rupiah menguat kendati indeks dolar AS kembali menguat pada sesi perdagangan petang. Melansir Reuters, Senin (20/8), indeks USD naik 0,2% terhadap enam mata uang utama menjadi 96,248. Dolar menguat seiring pertemuan kebijakan Federal Reserve mengenai kebijakan moneter Negeri Paman Sam.
"Pelaku pasar ingin mendengar lebih banyak rincian dari komentar terbaru The Fed soal kenaikan suku bunga secara bertahap tepat untuk 'saat ini'. Arti 'saat ini' bisa menyiratkan kemungkinan perubahan moneter ke depan," analisa Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG).
Senada dengan itu, mata uang NKRI juga perkasa di data Yahoo Finance pada Senin petang ini. Rupiah terapresiasi 18 poin atau 0,12% menjadi Rp14.585 per USD, berbanding pekan lalu di Rp14.603 per USD.
Rupiah menguat pada Senin ini, setelah Bank Indonesia melakukan intervensi. Otoritas moneterkembali mengeluarkan relaksasi di pasar keuangan yang bertujuan memperkuat nilai tukar rupiah. Relaksasi kali ini adalah terkait premi swap lindung nilai (hedging).
Relaksasi yang dikeluarkan BI mengenai premi swap lindung nilai adalah mengenai penerapan premi swap yang lebih efisien. Pasalnya, selama ini menganggap premi swap hedging di BI mahal.
"Banyak yang mengeluhkan swap rate itu mahal sehingga kalau ada kebijakannya, swap rate bisa lebih terjangkau. Akan ada juga batas atas swap rate dari BI supaya membuat pasar swap menjadi lebih efisien," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsahdi Jakarta, Senin (20/8/2018).
Relaksasi ini berhasil membuat rupiah menguat kendati indeks dolar AS kembali menguat pada sesi perdagangan petang. Melansir Reuters, Senin (20/8), indeks USD naik 0,2% terhadap enam mata uang utama menjadi 96,248. Dolar menguat seiring pertemuan kebijakan Federal Reserve mengenai kebijakan moneter Negeri Paman Sam.
"Pelaku pasar ingin mendengar lebih banyak rincian dari komentar terbaru The Fed soal kenaikan suku bunga secara bertahap tepat untuk 'saat ini'. Arti 'saat ini' bisa menyiratkan kemungkinan perubahan moneter ke depan," analisa Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG).
(ven)