Kementerian ESDM Klaim Tata Kelola Migas Semakin Baik

Kamis, 30 Agustus 2018 - 22:01 WIB
Kementerian ESDM Klaim Tata Kelola Migas Semakin Baik
Kementerian ESDM Klaim Tata Kelola Migas Semakin Baik
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim tata kelola migas di Indonesia terus membaik. Hal ini tercermin dari kontribusi produksi migas di Indonesia yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Seiring dengan itu, kontribusi migas pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) nasional pun terus meningkat. Kementerian ESDM menyebutkan, berdasarkan data bulan Agustus 2018 dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga Juli 2018 minyak bumi telah menyumbang Rp72,665 triliun atau sekitar 34% dari realisasi PNBP nasional yang sebesar Rp211,035 triliun. Angka ini juga melampaui target realisasi APBN sebesar Rp59,582 triliun atau sekitar 121,94%.

Selain mampu berkontribusi cukup besar, pemerintah juga tengah mendorong pengelolaan minyak bagi perusahaan pelat merah. Jika pada tahun 2017, Pertamina telah memproduksi 29% dari total produksi minyak nasional yang mencapai 801.000 barel per hari (bph), maka kontribusinya diperkirakan menjadi 35% pada 2018 dengan masuknya produksi Blok terminasi yang dialihkelolakan ke Pertamina.

Pertamina pun diproyeksikan menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia pada 2022 dengan masuknya Blok Rokan. Saat ini Blok Rokan memproduksi minyak sekitar 207.000 bph (26% dari produksi minyak mentah nasional). Dengan penguasaan atas Blok Rokan, porsi Pertamina dalam memproduksi migas nasional akan menjadi sekitar 60% di tahun 2022.

"Pertamina dapat Blok Rokan karena mereka memang mengajukan penawaran yang paling menguntungkan untuk negara. Signature Bonus yang mereka tawarkan sebesar USD784 juta, Komitmen Kerja Pasti USD500 juta", ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Kamis (30/8/2018).

Sebagai informasi, Pertamina saat ini telah mengelola 35 Wilayah Kerja (WK) migas. Penambahan signifikan terjadi dalam 2 tahun terakhir, di mana sebanyak 12 blok migas terminasi telah dialihkelolakan oleh pemerintah kepada Pertamina, termasuk blok gas raksasa Mahakam yang diambil alih mulai 1 Januari 2018.

Mengacu pada data Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas, pada tahun 2018 tercatat 124 perusahaan dalam negeri yang menjadi produsen minyak mentah. Di luar Pertamina dan anak perusahaannya, terdapat 89 produsen lain yang turut andil dalam bisnis migas nasional.

Bisnis migas adalah bisnis yang high capital, high risk, dan high technology. Jumlah tersebut menunjukkan kesiapan dan kompetensi perusahaan dalam negeri dalam pengelolaan sumber minyak nasional.

"Kita akan terus melibatkan anak bangsa dalam pengelolaan sumber minyak nasional. Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," pungkas Agung.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7279 seconds (0.1#10.140)