Akhir Juli 2018, Utang Luar Negeri Indonesia Jadi Rp5.262,6 T

Senin, 17 September 2018 - 19:01 WIB
Akhir Juli 2018, Utang Luar Negeri Indonesia Jadi Rp5.262,6 T
Akhir Juli 2018, Utang Luar Negeri Indonesia Jadi Rp5.262,6 T
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2018 mencapai USD358 miliar, atau sekitar Rp5.262,6 triliun (kurs Rp14.700/USD). Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD180,8 miliar dan utang swasta termasuk BUMN sebesar USD177,1 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, ULN Indonesia tumbuh 4,8% (yoy), melambat dibandingkan dengan 5,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.

"Melambatnya pertumbuhan ULN tersebut terutama disebabkan oleh ULN sektor pemerintah yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya," ujar Agusman melalui keterangan tertulis, Senin (17/9/2018).

ULN pemerintah pada Juli 2018 juga tumbuh 4,1% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1% (yoy). Meskipun tumbuh melambat, dia mengakui bahwa posisi ULN pemerintah bulan Juli 2018 tercatat sebesar USD177,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya karena adanya net penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, serta net pembelian SBN domestik oleh investor asing selama bulan Juli 2018.

Dia melanjutka, pasca-kenaikan Fed Fund Ratepada pertengahan bulan Juni 2018, pasar keuangan mengarah pada level ekuilibrium baru dan investor asing kembali masuk ke pasar SBN domestik. Pemerintah, kata dia, senantiasa melakukan monitoring kondisi pasar keuangan domestik dalam rangka menjaga stabilitas pasar SBN yang turut dipengaruhi faktor eksternal, di samping mengoptimalkan pemanfaatan pinjaman luar negeri untuk membiayai pembangunan di sektor yang bersifat produktif.

Sementara itu, ULN swasta pada akhir Juli 2018 terutama dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), dan sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,7%, sedikit meningkat dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya.

Menurut Agusman, pertumbuhan ULN secara tahunan di keempat sektor tersebut tercatat meningkat pada Juli 2018, dengan peningkatan tertinggi pada sektor Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas (LGA) dan sektor Industri Pengolahan.

"Perkembangan ULN Indonesia pada Juli 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat," imbuhnya.

Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Juli 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara setingkat.

Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir Juli 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,4% dari total ULN.

"Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tambahnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7274 seconds (0.1#10.140)