Menperin: Mau Ekonomi Tumbuh 7%, SDM Industri Harus Melek Teknologi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah semakin fokus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk di sektor industri, setelah gencar membangun banyak infrastruktur di berbagai daerah. Hingga saat ini, jumlah tenaga kerja manufaktur lebih dari 17 juta orang atau berkontribusi 14,05% terhadap seluruh pekerja di ranah ekonomi.
Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto ketika menjadi Keynote Speaker pada acara "Indonesia Forum 2018: Evolving Political, Economic and Business Environment Going into 2019" di Singapura, hari ini.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) yang bekerja sama dengan University of Michigan itu Menperin menjelaskan, salah satu upaya untuk mendongkrak kompetensi SDM industri adalah melalui program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK.
"Dua tahun terakhir ini kami telah memperkenalkan kembali pendidikan vokasi yang sebelumnya dianggap tidak setara dengan SMA," kata Airlangga melalui siaran persnya, Jumat (21/9/2018).
Pelaksanaan pendidikan vokasi tersebut, kata dia, sudah menjangkau Jawa sampai Sumatera, dan akan dilanjutkan ke wilayah lainnya di seluruh Indonesia. Dari program ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melibatkan sebanyak 618 perusahaan dengan menggandeng hingga 1.735 SMK.
Airlangga menyampaikan, seiring bergulirnya revolusi industri 4.0, pihaknya juga menjalin kolaborasi dengan Swiss guna menggelar program bertajuk Skill for Competitiveness (S4C), sebagai upaya pengembangan mutu politeknik di lingkungan Kemenperin.
Seluruh upaya itu bertujuannya untuk meningkatkan keterampilan para mahasiswa agar siap menghadapi era digital. Menperin meyakini, SDM terampil menjadi kunci penerapan industri 4.0, apalagi Indonesia sedang menikmati bonus demografi hingga 10 tahun ke depan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Airlangga, partisipasi dan produktivitas tenaga kerja industri mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, diperlukan penguasaan teknologi digital guna menghasilkan inovasi sehingga bisa berdaya saing tinggi.
"Kalau seluruh tenaga kerja di sektor industri sudah melek teknologi, ekonomi Indonesia berpotensi meningkat 1-2%, sehingga target pertumbuhan bisa mencapai 7% pada tahun 2030 dengan didorong oleh implementasi industri 4.0," tandasnya.
Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto ketika menjadi Keynote Speaker pada acara "Indonesia Forum 2018: Evolving Political, Economic and Business Environment Going into 2019" di Singapura, hari ini.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) yang bekerja sama dengan University of Michigan itu Menperin menjelaskan, salah satu upaya untuk mendongkrak kompetensi SDM industri adalah melalui program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK.
"Dua tahun terakhir ini kami telah memperkenalkan kembali pendidikan vokasi yang sebelumnya dianggap tidak setara dengan SMA," kata Airlangga melalui siaran persnya, Jumat (21/9/2018).
Pelaksanaan pendidikan vokasi tersebut, kata dia, sudah menjangkau Jawa sampai Sumatera, dan akan dilanjutkan ke wilayah lainnya di seluruh Indonesia. Dari program ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melibatkan sebanyak 618 perusahaan dengan menggandeng hingga 1.735 SMK.
Airlangga menyampaikan, seiring bergulirnya revolusi industri 4.0, pihaknya juga menjalin kolaborasi dengan Swiss guna menggelar program bertajuk Skill for Competitiveness (S4C), sebagai upaya pengembangan mutu politeknik di lingkungan Kemenperin.
Seluruh upaya itu bertujuannya untuk meningkatkan keterampilan para mahasiswa agar siap menghadapi era digital. Menperin meyakini, SDM terampil menjadi kunci penerapan industri 4.0, apalagi Indonesia sedang menikmati bonus demografi hingga 10 tahun ke depan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Airlangga, partisipasi dan produktivitas tenaga kerja industri mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, diperlukan penguasaan teknologi digital guna menghasilkan inovasi sehingga bisa berdaya saing tinggi.
"Kalau seluruh tenaga kerja di sektor industri sudah melek teknologi, ekonomi Indonesia berpotensi meningkat 1-2%, sehingga target pertumbuhan bisa mencapai 7% pada tahun 2030 dengan didorong oleh implementasi industri 4.0," tandasnya.
(fjo)