Produksi Terjaga, Sektor Pertanian Berpotensi Jadi Sumber Devisa Negara
A
A
A
JAKARTA - Produksi sektor pertanian yang terjaga di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai bisa jadi potensi sumber devisa negara. Produksi pertanian dianggap optimal sepanjang tahun ini dalam menjaga ketersediaan pangan.
Anggota Komisi IV DPR Mindo Sianipar menambahkan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menunjukkan kinerja sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo melalui capaian produksi di beberapa subsektor pertanian. "Kalau sektor pertanian masih positif. Cukup bagus produksinya. Maka bisa berkontribusi yang maksimal buat sumber devisa negara," ujar Mindo di Jakarta, Sabtu (22/9/2018).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, di bawah kendali Amran Sulaiman, sektor pertanian seolah menjadi investor lokal yang menyumbangkan keuntungan finansial amat besar.
"Kalau secara kerja menjaga kecukupan dari komoditas pertanian, sudah terjaga dengan baik. Seharusnya ikut didorong oleh lintas sektor instansi lainnya agar semakin baik," ucap Mindo.
Menyoal andil produksi beras nasional, terang dia, dapat ditelusuri melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa pangan bukan penyebab inflasi per Juli 2018.
"Data itu menunjukkan kerja Kementerian Pertanian cukup bagus. Artinya kebutuhan produksi beras cukup di tingkat konsumsi pasaran sehingga mempengaruhi harga yang tidak bergejolak dan naiknya nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan," paparnya.
Sedangkan anggota Komisi IV DPR Endang Srikarti Handayani menyampaikan, soal beras, Mentan pasti memiliki data yang bisa dipertanggung jawabkan ke publik.
"Nanti kan tinggal dipaparkan, apa ada sinkronisasi berdasarkan perhitungan BPS. Tapi yang patut diapresiasi bahwa Mentan sudah menunjukkan tecapainya peningkatan hasil produksi komoditas pertanian, apalagi sudah ada ekspornya," ujar Endang.
Selaras dengan rekannya di anggota Komisi IV DPR, Michael Wattimena menuturkan, panen produksi padi bisa dikategorikan baik. Bahkan, kata Michael, Mentan Amran berani menjamin bahwa panen padi tetap aman di musim kemarau.
"Artinya stok beras cukup aman kalau dilihat dari aspek panennya. Kan Mentan yang punya data panen padi berapa banyaknya. Data yang diterbitkan Kementan katanya luas tanam padi bertambah, itu bisa diperhitungkan waktu untuk kecukupan ketersediaan beras," ungkap Michael.
Sambung dia, selama ini belum ada kinerja yang tidak wajar terkait urusan produksi pertanian. Oleh sebab itu perlu dukungan, khususnya yang berhubungan dengan stok beras.
Terkait sektor pertanian, BPS mencatat ada pertumbuhan yang lebih baik untuk nilai tukar petani sebesar 0,89% pada Agustus dibandingkan Juli tahun ini.
Sementara berdasarkan data Kementerian Pertanian per Agustus, jumlah cadangan beras nasional mencapai 166.418 ton. Kemudian, sebanyak 1.230 juta ton beras masih tersimpan di gudang penggilingan. Sedangkan jumlah luas tanam padi dari data Kementerian Pertanian per Januari hingga Juni 2018 adalah 18.334.855 hektare.
Anggota Komisi IV DPR Mindo Sianipar menambahkan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menunjukkan kinerja sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo melalui capaian produksi di beberapa subsektor pertanian. "Kalau sektor pertanian masih positif. Cukup bagus produksinya. Maka bisa berkontribusi yang maksimal buat sumber devisa negara," ujar Mindo di Jakarta, Sabtu (22/9/2018).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, di bawah kendali Amran Sulaiman, sektor pertanian seolah menjadi investor lokal yang menyumbangkan keuntungan finansial amat besar.
"Kalau secara kerja menjaga kecukupan dari komoditas pertanian, sudah terjaga dengan baik. Seharusnya ikut didorong oleh lintas sektor instansi lainnya agar semakin baik," ucap Mindo.
Menyoal andil produksi beras nasional, terang dia, dapat ditelusuri melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa pangan bukan penyebab inflasi per Juli 2018.
"Data itu menunjukkan kerja Kementerian Pertanian cukup bagus. Artinya kebutuhan produksi beras cukup di tingkat konsumsi pasaran sehingga mempengaruhi harga yang tidak bergejolak dan naiknya nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan," paparnya.
Sedangkan anggota Komisi IV DPR Endang Srikarti Handayani menyampaikan, soal beras, Mentan pasti memiliki data yang bisa dipertanggung jawabkan ke publik.
"Nanti kan tinggal dipaparkan, apa ada sinkronisasi berdasarkan perhitungan BPS. Tapi yang patut diapresiasi bahwa Mentan sudah menunjukkan tecapainya peningkatan hasil produksi komoditas pertanian, apalagi sudah ada ekspornya," ujar Endang.
Selaras dengan rekannya di anggota Komisi IV DPR, Michael Wattimena menuturkan, panen produksi padi bisa dikategorikan baik. Bahkan, kata Michael, Mentan Amran berani menjamin bahwa panen padi tetap aman di musim kemarau.
"Artinya stok beras cukup aman kalau dilihat dari aspek panennya. Kan Mentan yang punya data panen padi berapa banyaknya. Data yang diterbitkan Kementan katanya luas tanam padi bertambah, itu bisa diperhitungkan waktu untuk kecukupan ketersediaan beras," ungkap Michael.
Sambung dia, selama ini belum ada kinerja yang tidak wajar terkait urusan produksi pertanian. Oleh sebab itu perlu dukungan, khususnya yang berhubungan dengan stok beras.
Terkait sektor pertanian, BPS mencatat ada pertumbuhan yang lebih baik untuk nilai tukar petani sebesar 0,89% pada Agustus dibandingkan Juli tahun ini.
Sementara berdasarkan data Kementerian Pertanian per Agustus, jumlah cadangan beras nasional mencapai 166.418 ton. Kemudian, sebanyak 1.230 juta ton beras masih tersimpan di gudang penggilingan. Sedangkan jumlah luas tanam padi dari data Kementerian Pertanian per Januari hingga Juni 2018 adalah 18.334.855 hektare.
(ven)