Grab Tuding Pengemudi, Mitra Pengemudi Sebut Bukti Arogansi dan Tidak Peka

Rabu, 26 September 2018 - 23:36 WIB
Grab Tuding Pengemudi,...
Grab Tuding Pengemudi, Mitra Pengemudi Sebut Bukti Arogansi dan Tidak Peka
A A A
JAKARTA - Bisnis transportasi online turut berpartisipasi menekan persolan kemacetan hingga logistik di Indonesia. Bisnis ini juga memberi manfaat antara driver (mitra pengemudi), aplikator, masyarakat pengguna dan mitra usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam layanan antar pesan.

Namun hubungan yang ideal tersebut tidak selamanya mulus. Seperti yang dialami asosiasi mitra pengemudi Grab yang menyampaikan aspirasi menuntut kenaikan tarif demi kesejahteraan mereka. Alih-alih diterima dengan baik, pihak aplikator asal Malaysia tersebut justru menuding aksi mereka sarat muatan politik.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata kepada media massa, menuding aksi demonstrasi ojek dan taksi online sebagai gerakan politik dan tidak beriktikad baik. Pernyataan Ridzki mendapat reaksi dari mitra pengemudi, salah satunya Gabungan Aksi Roda Dua (Garda).

Anggota Presidium Garda Indonesia, Igun Wicaksono, secara tegas membantah tudingan itu. Dia menegaskan tidak ada pihak yang menggerakkan karena ingin mendapat keuntungan politik.

"Unjuk rasa kami itu untuk menuntut keadilan yang tidak terkait politik dan silakan buktikan oleh bos Grab. Dia jangan asal membuat pernyataan, silakan bicara berdasarkan fakta bukan asumsi atau hal yang tidak ada faktanya," tegasnya kepada para wartawan, Rabu (26/9/2018).

Igun menyebut pernyataan bos Grab itu suatu bentuk arogansi yang tidak peka menanggapi keluhan para mitra pengemudinya. Maka Igun menantang Grab untuk membuktikan tudingannya itu. Termasuk juga tudingan bahwa para peserta demo bukan pengemudi aktif.

"Kami siap membuktikan bahwa kami pengemudi online aktif dan masih membawa penumpang melalui order aplikasi Grab," terusnya.

Sebelumnya, Ridzki mengeluarkan pernyataan bahwa para pelaku aksi demonstrasi kepada Grab adalah para mitra pengemudi Grab yang curang serta tidak aktif mencari pengemudi. Selain itu, dia menuding ada motif lain berupa mencari perhatian politik lantaran diterima oleh anggota DPR yang menuntut kenaikan tarif.

Sebaliknya, Igun menegaskan aksi demonstrasi mitra driver Grab di Kantor Grab, Kuningan, Jakarta, pada Sepetember 2018 ini, hanya menyampaikan aspirasi mitra pengemudi yang diantaranya meminta hak untuk membagi pendapatan sesuai prinsip keadilan.

"Karena GRAB mengambil 20% dari setiap transaksi kami (mitra pengemudi), bisnis Grab berkembang besar karena mitra pengemudinya," ucapnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0857 seconds (0.1#10.140)