Geliat Sragen mengejar Luas Tanam Padi Saat Kemarau
A
A
A
JAKARTA - Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dalam dua bulan terakhir ini nyaris mengalami stagnasi tambah tanam padi sawah karena sudah tutup tanam. Sehingga perlu terobosan untuk mencari potensi yang bisa ditanam di saat kemarau.
"Pola tanam padi serempak yang sudah teratur ini sudah berlangsung beberapa tahun terakhir, menjadikan dua bulan terakhir nyaris tidak ada lahan sawah ditanami padi. Semua sawah dalam posisi standing crop," ujar Suwandi, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian dalam keterangan resmi, Rabu (26/9/2018).
Kendati demikian, Suwandi menyebutkan hal yang menarik di saat musim kemarau ini dan sudah tutup tanam padi sawah, Sragen masih ada potensi lahan untuk ditanam padi gogo dan tumpangsari.
"Ini buktinya kerja keras semua pihak mengejar minggu ini, akan tanam hampir 5.200 hektare," ujarnya yang juga Penanggung Jawab Program Upaya Khusus Padi, Jagug dan Kedelai (Upsus Pajale) wilayah Jawa Tengah.
Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sekaligus Penanggungjawab Upsus Sragen, Devi Setiabakti mengatakan Tim Program Upsus bergerak cepat mencari lahan yang siap ditanami padi pola Tumpang Sari (Turiman) dan Padi Gogo di lahan sawah (gowah).
Kegiatan Turiman dan Gowah luas 5.200 hektare ini merupakan terobosan baru mengejar tanam, yang penting dengan sedikit air saja langsung bisa ditanam.
"Ini dilakukan guna mengatasi stagnasi tanam padi di Sragen di saat tutup tanam," ujarnya.
Menurutnya, kedua kegiatan ini mendongkrak peningkatan luas tambah tanam (LTT) dengan memanfaatkan lahan pada kondisi kekurangan air dengan benih padi varietas tahan kekeringan. Kabupaten Sragen mendapat alokasi 500 ha Turiman dan 4.700 ha padi gogo sawah.
"Kondisi saat ini di lapangan sebagian besar sudah siap tanam karena sudah turun hujan, benihnya sudah dikirim. Ini para petani kejar tanam sehingga dapat meningkatkan LTT bulan September 2018," jelas Devi.
Diharapkan dalam lima hari terakhir, lanjut Devi, di bulan September ini tercapai pelaksanaan turiman dan padi gogo sawah. Ini optimis bisa dicapai karena para petani sudah menyiapkan pupuk organik untuk kegiatan turiman dan padi gogo sawah.
"Para petani di Desa Ngargotirto Kecamatan Sumberlawang, Sragen siap melaksanakan program ini dan meminta dibantu sumur pompa. Petani ini juga bantuan asuransi untuk penanaman di musim kering," pungkas Devi.
"Pola tanam padi serempak yang sudah teratur ini sudah berlangsung beberapa tahun terakhir, menjadikan dua bulan terakhir nyaris tidak ada lahan sawah ditanami padi. Semua sawah dalam posisi standing crop," ujar Suwandi, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian dalam keterangan resmi, Rabu (26/9/2018).
Kendati demikian, Suwandi menyebutkan hal yang menarik di saat musim kemarau ini dan sudah tutup tanam padi sawah, Sragen masih ada potensi lahan untuk ditanam padi gogo dan tumpangsari.
"Ini buktinya kerja keras semua pihak mengejar minggu ini, akan tanam hampir 5.200 hektare," ujarnya yang juga Penanggung Jawab Program Upaya Khusus Padi, Jagug dan Kedelai (Upsus Pajale) wilayah Jawa Tengah.
Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sekaligus Penanggungjawab Upsus Sragen, Devi Setiabakti mengatakan Tim Program Upsus bergerak cepat mencari lahan yang siap ditanami padi pola Tumpang Sari (Turiman) dan Padi Gogo di lahan sawah (gowah).
Kegiatan Turiman dan Gowah luas 5.200 hektare ini merupakan terobosan baru mengejar tanam, yang penting dengan sedikit air saja langsung bisa ditanam.
"Ini dilakukan guna mengatasi stagnasi tanam padi di Sragen di saat tutup tanam," ujarnya.
Menurutnya, kedua kegiatan ini mendongkrak peningkatan luas tambah tanam (LTT) dengan memanfaatkan lahan pada kondisi kekurangan air dengan benih padi varietas tahan kekeringan. Kabupaten Sragen mendapat alokasi 500 ha Turiman dan 4.700 ha padi gogo sawah.
"Kondisi saat ini di lapangan sebagian besar sudah siap tanam karena sudah turun hujan, benihnya sudah dikirim. Ini para petani kejar tanam sehingga dapat meningkatkan LTT bulan September 2018," jelas Devi.
Diharapkan dalam lima hari terakhir, lanjut Devi, di bulan September ini tercapai pelaksanaan turiman dan padi gogo sawah. Ini optimis bisa dicapai karena para petani sudah menyiapkan pupuk organik untuk kegiatan turiman dan padi gogo sawah.
"Para petani di Desa Ngargotirto Kecamatan Sumberlawang, Sragen siap melaksanakan program ini dan meminta dibantu sumur pompa. Petani ini juga bantuan asuransi untuk penanaman di musim kering," pungkas Devi.
(ven)