Wall Street Jatuh Karena Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global
A
A
A
NEW JERSEY - Sebagian besar pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup jatuh pada perdagangan Senin waktu setempat, karena investor mencermati aksi jual di pasar China yang memicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Beijing pada hari Minggu kemarin, mengumumkan pemotongan tajam rasio cadangan wajib bank sebesar 1%, yang bertujuan untuk menurunkan biaya pembiayaan dan upaya memacu pertumbuhan ekonomi mereka karena ketegangan perdagangan China lawan AS.
Melansir dari Reuters, Selasa (9/10/2018), masalah ketegangan perdagangan AS-China dianggap bisa membuat perlambatan ekonomi China dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global. Kekhawatiran perlambatan ekonomi global ini berpengaruh pada kinerja penjualan teknologi, sehingga saham-saham teknologi berkapitalisasi besar menurun 1,2%.
Dalam perdagangan di bursa Nasdaq dan S&P 500, saham Microsoft turun 1,1% dan Adobe Systems melemah 3,2%. Saham Aphabet yang merupakan induk Google berakhir lebih rendah 1%, karena Google mengumumkan data pengguna jejaring sosialnya Google+ hanya tumbuh 500 ribu pengguna. Perusahaan itu lantas akan menutup versi konsumen Google+.
Melemahnya saham teknologi membuat indeks S&P 500 kehilangan 1,14 poin atau 0,04% menjadi 2.884,43. Nasdaq turun 52,50 poin atau 0,67% menjadi 7.735,95. Hanya Dow Jones Industrial Average yang naik 39,73 poin atau 0,15% menjadi 26.486,78.
"Pasar saham sangat sensitif terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi global. Setiap kali Anda melihat kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global maka Anda akan melihat penurunan dari perdagangan saham," ujar Chad Morganlander, manajer portofolio senior di Washington Crossing Advisors di Florham Park, New Jersey.
Beijing pada hari Minggu kemarin, mengumumkan pemotongan tajam rasio cadangan wajib bank sebesar 1%, yang bertujuan untuk menurunkan biaya pembiayaan dan upaya memacu pertumbuhan ekonomi mereka karena ketegangan perdagangan China lawan AS.
Melansir dari Reuters, Selasa (9/10/2018), masalah ketegangan perdagangan AS-China dianggap bisa membuat perlambatan ekonomi China dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global. Kekhawatiran perlambatan ekonomi global ini berpengaruh pada kinerja penjualan teknologi, sehingga saham-saham teknologi berkapitalisasi besar menurun 1,2%.
Dalam perdagangan di bursa Nasdaq dan S&P 500, saham Microsoft turun 1,1% dan Adobe Systems melemah 3,2%. Saham Aphabet yang merupakan induk Google berakhir lebih rendah 1%, karena Google mengumumkan data pengguna jejaring sosialnya Google+ hanya tumbuh 500 ribu pengguna. Perusahaan itu lantas akan menutup versi konsumen Google+.
Melemahnya saham teknologi membuat indeks S&P 500 kehilangan 1,14 poin atau 0,04% menjadi 2.884,43. Nasdaq turun 52,50 poin atau 0,67% menjadi 7.735,95. Hanya Dow Jones Industrial Average yang naik 39,73 poin atau 0,15% menjadi 26.486,78.
"Pasar saham sangat sensitif terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi global. Setiap kali Anda melihat kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global maka Anda akan melihat penurunan dari perdagangan saham," ujar Chad Morganlander, manajer portofolio senior di Washington Crossing Advisors di Florham Park, New Jersey.
(ven)