Trump Sebut The Fed Sebagai Ancaman Terbesar
A
A
A
NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melayangkan serangan kepada Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dengan menyebutnya sebagai 'ancaman terbesar'. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah sesi wawancara dengan AS Fox Business, untuk meneruskan kritik keras yang kerap dilayangkan Trump berulang kali kepada The Fed terkait kebijakannya menaikkan suku bunga acuan.
Dilansir BBC, Trump mengkhawatirkan kebijakan The Fed yang mengkerek suku bunga alias Fed rate dapat menyakiti pertumbuhan ekonomi AS. The Fed sendiri mengklaim bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk menangani lonjakan suku bunga. Seperti diketahui suku bunga acuan Negeri Paman Sam -julukan AS- telah naik secara bertahap sejak 2015, yang bertujuan untuk mengalihkan suku bunga rendah selama krisis keuangan dalam upaya memacu aktivitas ekonomi.
Sebelum menjadi presiden, Trump pernah mengatakan The Fed harus bergerak lebih cepat, dan menuduh langkah Bank Sentral mempertahankan suku bunga rendah untuk membantu Presiden Barack Obama. Tapi posisinya telah berubah sejak dia menjabat menjadi Presiden. "Ancaman terbesar saya adalah Fed, karena Fed menaikkan suku bunga terlalu cepat," ujar Trump dalam wawancara dengan Fox.
"Ini independen (pendapat saya pribadi), jadi saya tidak berbicara dengan (Ketua Federal Reserve Jerome Powell). Saya tidak senang dengan apa yang dia lakukan," tambahnya. Komentar tersebut mengikuti serangan Trump kepada The Fed pada minggu lalu setelah bursa saham AS turun secara tiba-tiba. Pada saat itu, Ia mengatakan The Fed telah menjadi gila dan tidak terkendali.
Kenaikan suku bunga Fed dimaksudkan untuk mencegah inflasi yang tidak terkendali, yang telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Tetapi kebijakan ini memberikan efek pinjaman menjadi lebih mahal untuk kalangan bisnis dan pribadi, ditambah bagi pemerintah AS, yang meminjam untuk mendanai defisit anggaran yang terus bertambah. Pada data keuangan terbaru, AS telah menghabiskan hampir USD800 miliar lebih banyak daripada yang dihasilkan dalam pendapatan atau defisit lebih tinggi USD113 miliar.
Dilansir BBC, Trump mengkhawatirkan kebijakan The Fed yang mengkerek suku bunga alias Fed rate dapat menyakiti pertumbuhan ekonomi AS. The Fed sendiri mengklaim bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk menangani lonjakan suku bunga. Seperti diketahui suku bunga acuan Negeri Paman Sam -julukan AS- telah naik secara bertahap sejak 2015, yang bertujuan untuk mengalihkan suku bunga rendah selama krisis keuangan dalam upaya memacu aktivitas ekonomi.
Sebelum menjadi presiden, Trump pernah mengatakan The Fed harus bergerak lebih cepat, dan menuduh langkah Bank Sentral mempertahankan suku bunga rendah untuk membantu Presiden Barack Obama. Tapi posisinya telah berubah sejak dia menjabat menjadi Presiden. "Ancaman terbesar saya adalah Fed, karena Fed menaikkan suku bunga terlalu cepat," ujar Trump dalam wawancara dengan Fox.
"Ini independen (pendapat saya pribadi), jadi saya tidak berbicara dengan (Ketua Federal Reserve Jerome Powell). Saya tidak senang dengan apa yang dia lakukan," tambahnya. Komentar tersebut mengikuti serangan Trump kepada The Fed pada minggu lalu setelah bursa saham AS turun secara tiba-tiba. Pada saat itu, Ia mengatakan The Fed telah menjadi gila dan tidak terkendali.
Kenaikan suku bunga Fed dimaksudkan untuk mencegah inflasi yang tidak terkendali, yang telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Tetapi kebijakan ini memberikan efek pinjaman menjadi lebih mahal untuk kalangan bisnis dan pribadi, ditambah bagi pemerintah AS, yang meminjam untuk mendanai defisit anggaran yang terus bertambah. Pada data keuangan terbaru, AS telah menghabiskan hampir USD800 miliar lebih banyak daripada yang dihasilkan dalam pendapatan atau defisit lebih tinggi USD113 miliar.
(akr)