IHSG Rebound Ketika Pasar Asia Menurun
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (24/10) berbalik arah alias rebound dengan menguat 4,90 poin atau 0,08% ke level 5.802,79 pada pukul 10.10 WIB.
Awal perdagangan, IHSG dibuka melemah 2,14 poin atau 0,04% ke level 5.795,75. Selasa kemarin, indeks ditutup jatuh 42,54 poin alias 0,73% ke level 5.797,89.
Kenaikan indeks ditopang oleh tujuh dari sembilan indeks sektoral yang menguat, dengan dukungan utama dari industri dasar yang naik 0,76%, disusul properti yang bertambah 0,55%. Adapun aneka industri melemah 0,17%.
Peningkatan IHSG juga didorong antara lain oleh kenaikan harga saham Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), dan Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Dari 442 saham, 174 menguat, 123 tetap dan 145 tertekan. Nilai transaksi saham Rp1,56 triliun dari 2,45 miliar lembar. Transaksi bersih asing minus Rp158,76 miliar, dengan aksi jual asing Rp469,94 miliar berbanding aksi beli asing Rp311,18 miliar.
Sementara, pasar saham Asia bergejolak pada Rabu pagi ini merespons penurunan bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street. Indeks Hang Seng Hong Kong lebih rendah 0,18%, Shanghai berbalik turun setelah sebelumnya naik 0,14% dan Shenzhen diperdagangkan lebih rendah 0,77%.
Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,18% dan indeks Topix turun 0,65% menjadi 1.640, merupakan level terendah sejak September 2017. Penurunan ini disebabkan jatuhnya saham produsen mobil Subaru sebesar 5,81%, setelah perusahaan memangkas estimasi pendapatan di paruh pertama tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2019.
Di Korea Selatan, Kospi jatuh 0,3% karena saham-saham blue chip seperti Samsung Electronics dan SK Hynix mengalami kerugian masing-masing 1,8% dan 4%. ASX 200 Australia turun 0,26%, dengan sektor keuangan melemah 0,2% dan sektor energi turun 2,3%.
Awal perdagangan, IHSG dibuka melemah 2,14 poin atau 0,04% ke level 5.795,75. Selasa kemarin, indeks ditutup jatuh 42,54 poin alias 0,73% ke level 5.797,89.
Kenaikan indeks ditopang oleh tujuh dari sembilan indeks sektoral yang menguat, dengan dukungan utama dari industri dasar yang naik 0,76%, disusul properti yang bertambah 0,55%. Adapun aneka industri melemah 0,17%.
Peningkatan IHSG juga didorong antara lain oleh kenaikan harga saham Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), dan Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Dari 442 saham, 174 menguat, 123 tetap dan 145 tertekan. Nilai transaksi saham Rp1,56 triliun dari 2,45 miliar lembar. Transaksi bersih asing minus Rp158,76 miliar, dengan aksi jual asing Rp469,94 miliar berbanding aksi beli asing Rp311,18 miliar.
Sementara, pasar saham Asia bergejolak pada Rabu pagi ini merespons penurunan bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street. Indeks Hang Seng Hong Kong lebih rendah 0,18%, Shanghai berbalik turun setelah sebelumnya naik 0,14% dan Shenzhen diperdagangkan lebih rendah 0,77%.
Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,18% dan indeks Topix turun 0,65% menjadi 1.640, merupakan level terendah sejak September 2017. Penurunan ini disebabkan jatuhnya saham produsen mobil Subaru sebesar 5,81%, setelah perusahaan memangkas estimasi pendapatan di paruh pertama tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2019.
Di Korea Selatan, Kospi jatuh 0,3% karena saham-saham blue chip seperti Samsung Electronics dan SK Hynix mengalami kerugian masing-masing 1,8% dan 4%. ASX 200 Australia turun 0,26%, dengan sektor keuangan melemah 0,2% dan sektor energi turun 2,3%.
(ven)