Gaji UMR Tetap Bisa Nabung dan Investasi, Begini Caranya

Minggu, 04 November 2018 - 09:05 WIB
Gaji UMR Tetap Bisa...
Gaji UMR Tetap Bisa Nabung dan Investasi, Begini Caranya
A A A
JAKARTA - Bagi sebagian orang, terutama buat mereka yang memiliki gaji upah minimum regional (UMR), keinginan untuk menabung apalagi berinvestasi tampaknya sulit dijangkau. Alasannya sederhana, buat kebutuhan sehari-hari saja kadang tak cukup, apalagi untuk menabung dan investasi.

Tapi, sebaiknya jangan berkecil hati dulu, sebab sebetulnya mereka yang bergaji pas-pasan pun tetap bisa menyisihkan uangnya untuk menabung dan investasi.

Seperti yang diketahui, UMR di setiap daerah itu berbeda-beda. Sebagai contoh, untuk DKI Jakarta tahun 2018, UMR ditetapkan sebesar Rp3,6 juta. Lalu, bagaimana caranya mengatur uang agar bisa menabung dan berinvestasi dengan penghasilan Rp3,6 juta per bulan? Nah, ini tipsnya seperti dilansir MoneySmart.id.

1. Biaya tempat tinggal
Biaya hidup di Jakarta memang mahal. Terlebih buat mereka yang masih harus mengeluarkan uang untuk tempat tinggal. Tapi, masih banyak juga kos-kosan dengan tarif sewa relatif murah, yaitu Rp500.000 per bulan, tapi tentunya jangan berekspektasi berlebihan. Opsi sharing alias berbagi kos-kosan dengan teman dekat juga bisa menjadi alternatif.

Nah, uang yang dihemat melalui opsi-opsi tersebut bisa dialokasikan untuk keperluan lain. Apalagi bagi mereka yang masih tinggal bersama orangtua, biaya tempat tinggal ini bisa dihilangkan. Artinya, setidaknya uang Rp500.000 bisa dialokasikan ke pos lain.

2. Biaya makan
Para pekerja tentunya perlu menyisihkan uang untuk makan. Untuk berhemat, pengeluaran untuk pos ini bisa ditekan. Misalnya, dengan makan di warteg yang hanya butuh bujet di kisaran Rp10.000 hingga Rp15.000 sekali makan.

Bila diambil angka maksimal Rp15.000 plus minum, maka uang yang harus dikeluarkan untuk makan sehari kira-kira Rp15.000 x 3 atau Rp45.000 . Di angka itu berarti dalam sebulan pengeluaran uang untuk makan adalah Rp45.000 x 30, yaitu Rp1,35 juta.

Tapi, masa dalam sebulan hanya makan di warteg setiap hari? Biasanya saat akhir pekan ada kebutuhan untuk nongkrong di kafe atau tempat hiburan lainnya. Ini tentunya akan menambah pengeluaran di pos makanan. Meski begitu, biaya tambahan ini tetap bisa disiasati.Misalnya, sekali tempo makan di kafe, besoknya kembali makan di warteg dengan menu sederhana. Intinya, disiplin menjaga pengeluaran di pos ini. Atau, kalau mau lebih murah lagi dan punya waktu, beli bahan makan dan masak sendiri, sekali masak bisa buat 3 x makan sehari.
3. Transportasi
Untuk ongkos transportasi pulang pergi setiap ke kantor, pengeluaran anggaplah sekitar Rp30.000. Berarti pengeluaran total selama sebulan yaitu Rp30.000 x 22 hari kerja, yakni Rp660.000.

Mau lebih hemat? Rajinlah memantau promo yang kini banyak ditawarkan para pengelola transportasi online. Selain itu, bisa juga memanfaatkan dompet online yang sediakan oleh aplikasi ojek online untuk mendapatkan diskon tambahan.

Namun, jika kita gunakan estimasti pengeluaran untuk transportasi sebesar Rp660.000 per bulan, maka dalam sebulan total pengeluaran mencapai Rp2,51 juta. Rinciannya, biaya tempat tinggal Rp500.000, biaya makan Rp1,35 juta dan biaya transportasi Rp660.000.

Dengan gaji UMR Rp3,6 juta, artinya masih tersisa uang sebesar Rp1,090 juta yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya, termasuk untuk menabung dan berinvestasi.Lalu, apa saja jenis investasi dan tabungan yang tersedia? Pekerja bisa mengikuti program tabungan berjangka setiap bulan Rp500.000. Sedangkan untuk investasi, kini sudah banyak instrumen investasi dengan modal kecil, misalnya reksa dana seharga mulai dari Rp50.000 atau Rp100.000 saja.
Jadi, asal disiplin, dengan gaji UMR pun pekerja sebetulnya tetap bisa menabung dan berinvestasi.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6910 seconds (0.1#10.140)