Harga Minyak Naik Setelah Saudi Umumkan Pemotongan Pasokan di Desember
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah naik sekitar 1% pada perdagangan Senin (12/11/2018), setelah eksportir utama dunia, Arab Saudi mengumumkan pemotongan pasokan minyak untuk Desember mendatang. Langkah Saudi ini untuk menghentikan kemerosotan harga minyak yang sudah jatuh 20% sejak awal Oktober.
Mengutip Reuters, pengumuman tersebut membuat harga minyak Brent International naik 93 sen alias 1,3% ke level USD71,11 per barel pada pukul 00:51 GMT. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) meningkat 54 sen atau 0,9% menjadi USD60,73 per barel.
Arab Saudi telah mengumumkan untuk mengurangi pasokan minyak di pasar dunia sebesar 0,5 juta barel per hari pada Desember mendatang. Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan untuk menyeimbangkan harga, dimana sejak Oktober lalu, harga si emas hitam telah merosot sekitar 20%.
Selama sebulan terakhir, pasokan minyak dunia telah melimpah disebabkan oleh tiga produsen minyak utama dunia: Amerika Serikat, Rusia dan Arab Saudi yang telah menggenjot produksi besar-besaran. Sehingga harga minyak turun hingga 20%.
"Arab Saudi sebelumnya telah membuat pasar minyak turun. Sekarang mereka proaktif dengan mengumumkan untuk mengurangi ekspor," ujar Stephen Innes, kepala perdagangan bursa berjangka Asia di Oanda di Singapura.
Menurut Innes, saat ini, Arab Saudi dan produsen minyak Timur Tengah lainnya, terutama yang mendominasi OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) sedang memberi perhatian besar terhadap lonjakan produksi minyak AS.
Perusahaan energi AS pada pekan lalu menambah 12 rig minyak dalam seminggu hingga 9 November demi mencari cadangan baru. Sehingga total rig minyak AS menjadi 886, tingkat tertinggi sejak Maret 2015, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Jumlah rig merupakan indikator produksi minyak mentah AS, yang saat ini sudah mencapai rekor 11,6 juta barel per hari. Dan diperkirakan akan terus meningkat. "Satu hal yang sangat jelas, OPEC sedang mengalami syok karena produksi minyak mentah AS meningkat menjadi 11,6 juta barel per hari dan akan menembus 12 juta barel per hari pada tahun depan," kata Innes.
Mengutip Reuters, pengumuman tersebut membuat harga minyak Brent International naik 93 sen alias 1,3% ke level USD71,11 per barel pada pukul 00:51 GMT. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) meningkat 54 sen atau 0,9% menjadi USD60,73 per barel.
Arab Saudi telah mengumumkan untuk mengurangi pasokan minyak di pasar dunia sebesar 0,5 juta barel per hari pada Desember mendatang. Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan untuk menyeimbangkan harga, dimana sejak Oktober lalu, harga si emas hitam telah merosot sekitar 20%.
Selama sebulan terakhir, pasokan minyak dunia telah melimpah disebabkan oleh tiga produsen minyak utama dunia: Amerika Serikat, Rusia dan Arab Saudi yang telah menggenjot produksi besar-besaran. Sehingga harga minyak turun hingga 20%.
"Arab Saudi sebelumnya telah membuat pasar minyak turun. Sekarang mereka proaktif dengan mengumumkan untuk mengurangi ekspor," ujar Stephen Innes, kepala perdagangan bursa berjangka Asia di Oanda di Singapura.
Menurut Innes, saat ini, Arab Saudi dan produsen minyak Timur Tengah lainnya, terutama yang mendominasi OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) sedang memberi perhatian besar terhadap lonjakan produksi minyak AS.
Perusahaan energi AS pada pekan lalu menambah 12 rig minyak dalam seminggu hingga 9 November demi mencari cadangan baru. Sehingga total rig minyak AS menjadi 886, tingkat tertinggi sejak Maret 2015, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Jumlah rig merupakan indikator produksi minyak mentah AS, yang saat ini sudah mencapai rekor 11,6 juta barel per hari. Dan diperkirakan akan terus meningkat. "Satu hal yang sangat jelas, OPEC sedang mengalami syok karena produksi minyak mentah AS meningkat menjadi 11,6 juta barel per hari dan akan menembus 12 juta barel per hari pada tahun depan," kata Innes.
(ven)