Harga Minyak Naik Akibat Turunnya Persediaan Minyak Mentah AS
loading...
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak naik tipis pada Kamis (21/5/2020), setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat turun 5 juta barel pada pekan lalu. Selama ini, kelebihan pasokan dan perlambatan ekonomi global akibat pandemi Covid-19 telah membuat harga minyak anjlok.
Melansir dari Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 17 sen atau 0,5% ke level USD35,92 per barel pada pukul 00:24 GMT. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 4 sen atau 0,1% menjadi USD33,53 per barel.
Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 5 juta barel pada pekan lalu, dan stok minyak di Cushing, Oklahoma juga turun 5,6 juta barel.
"Penurunan stok ini adalah positif untuk harga. Karena selama ini terjadi kelebihan pasokan, sementara permintaan melambat," tulis Capital Economics.
Selain itu, kenaikan harga didorong oleh data pengiriman minyak yang menunjukkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan sekutu lainnya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, mematuhi janji mereka untuk memotong produksi 9,7 juta barel per hari.
Sekretaris Jenderal OPEC berharap kelompok ini memiliki komitmen kuat terhadap janji pemangkasan produksi untuk mendongkrak harga, meski hal ini agak sulit di lapangan.
"Kami berharap perjanjian pemotongan OPEC+ ini dapat membantu menaikkan harga pada semester kedua tahun ini," kata Capital Economics.
Namun, harga minyak masih diliputi kekhawatiran soal resesi ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19, termasuk kekhawatiran melambatnya ekonomi Amerika Serikat. Hal ini bisa kembali menekan harga minyak.
Melansir dari Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 17 sen atau 0,5% ke level USD35,92 per barel pada pukul 00:24 GMT. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 4 sen atau 0,1% menjadi USD33,53 per barel.
Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 5 juta barel pada pekan lalu, dan stok minyak di Cushing, Oklahoma juga turun 5,6 juta barel.
"Penurunan stok ini adalah positif untuk harga. Karena selama ini terjadi kelebihan pasokan, sementara permintaan melambat," tulis Capital Economics.
Selain itu, kenaikan harga didorong oleh data pengiriman minyak yang menunjukkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan sekutu lainnya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, mematuhi janji mereka untuk memotong produksi 9,7 juta barel per hari.
Sekretaris Jenderal OPEC berharap kelompok ini memiliki komitmen kuat terhadap janji pemangkasan produksi untuk mendongkrak harga, meski hal ini agak sulit di lapangan.
"Kami berharap perjanjian pemotongan OPEC+ ini dapat membantu menaikkan harga pada semester kedua tahun ini," kata Capital Economics.
Namun, harga minyak masih diliputi kekhawatiran soal resesi ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19, termasuk kekhawatiran melambatnya ekonomi Amerika Serikat. Hal ini bisa kembali menekan harga minyak.
(bon)