OPEC+: Pemangkasan Produksi Minyak Distop Sepenuhnya September 2022

Senin, 19 Juli 2021 - 09:58 WIB
loading...
OPEC+: Pemangkasan Produksi...
Harga minyak dunia di awal pekan ini turun seiring tercapainya kesepakatan penghentian pemangkasan produksi oleh OPEC dan sekutunya. Foto/Ilustrasi
A A A
DUBAI - Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu non-OPEC mencapai kesepakatan pada hari Minggu (18/7) untuk menghentikan pengurangan produksi minyak sebesar 5,8 juta barel per hari (bph) pada September 2022 seiring harga komoditas ini telah mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Peningkatan terkoordinasi dalam pasokan minyak dari kelompok, yang dikenal sebagai OPEC+, akan dimulai pada Agustus. "Produksi keseluruhan akan meningkat 400.000 bph setiap bulan sejak saat itu dan seterusnya," tulis pengumuman OPEC seperti dikutip CNBC, Senin (19/7/2021).



Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan kekurangan 1,5 juta barel per hari untuk paruh kedua tahun ini, menunjukkan bahwa pasar masih relatif ketat meskipun pasokan OPEC meningkat secara bertahap.

OPEC+ pada musim semi 2020 lalu secara kumulatif memangkas hampir 10 juta bph produksi minyak mentah menghadapi jatuhnya harga minyak yang disebabkan oleh pandemi. Aliansi itu kemudian secara bertahap mengurangi pemotongan menjadi sekitar 5,8 juta barel per hari.

Kini, dalam pertemuan tingkat menteri OPEC dan non-OPEC ke-19 mencatat bahwa permintaan minyak di seluruh dunia menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang jelas dan stok OECD turun, karena pemulihan ekonomi berlanjut di sebagian besar dunia berkat percepatan program vaksinasi.

Minyak mentah Brent tercatat telah naik 43% (yoy) dan naik lebih dari 60% dari waktu ini dibandingkan tahun lalu. Bahkan, banyak prediksi memperkirakan harga minyak akan diperdagangkan pada USD80 per barel pada paruh kedua tahun 2021. Brent ditutup pada USD73,59 per barel pada akhir hari perdagangan pada hari Jumat (16/7) lalu.

Kesepakatan pada hari Minggu mengungkapkan kenaikan dasar untuk empat negara anggota OPEC dan satu negara non-OPEC mulai Mei 2022: UEA, Arab Saudi, Irak, Kuwait, dan Rusia. Basis produksi minyak UEA akan dinaikkan dari 3,16 juta bph menjadi 3,5 juta bph, meskipun kurang dari 3,8 juta yang dilaporkan awalnya diminta. Baseline Arab Saudi akan ditingkatkan dari 11 juta bph menjadi 11,5 juta bph.



Dukungan Abu Dhabi untuk kesepakatan itu terlihat dalam pernyataan pembukaan dari Menteri Energi UEA Suhail Al Mazroui. "Kami menghargai dialog konstruktif yang kami lakukan dengan Yang Mulia dan OPEC," kata Al Mazroui kepada wartawan melalui panggilan pers hari Minggu, merujuk pada Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman. "Saya mengkonfirmasi bahwa UEA berkomitmen untuk grup ini dan akan selalu bekerja dengannya dan di dalam grup ini untuk melakukan yang terbaik untuk mencapai keseimbangan pasar dan membantu semua orang. UEA akan tetap menjadi anggota yang berkomitmen dalam aliansi OPEC."

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis kepada menteri Saudi bahwa, "Kami siap mendukung apa pun yang Anda katakan."

Seiring dengan tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri pengurangan produksi tersebut, harga minyak mentah dunia mulai turun. Mengutip Reuters, harga minyak turun lebih dari 1% di awal pekan ini. Brent tercatat turun 1,5% ke USD72,51 per barel sementara WTI turun 1,4% ke USD70,8 per barel.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1979 seconds (0.1#10.140)