Dapat Dana Rp6,4 Triliun, Merpati Siap Mengudara Lagi Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyatakan siap mengudara kembali pada 2019 mendatang. Karena maskapai pelat merah ini telah mendapatkan sokongan dana sebesar Rp6,4 triliun.
Presiden Direktur Merpati, Asep Ekanugraha, mengatakan komitmen pendanaan tersebut berasal dari investor dalam negeri bernama Intra Asia Corpora. Investor tersebut terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa.
"Kami berkeyakinan dan optimis bakal kembali terbang di tahun depan. Semua persiapan, terutama dana operasional, sudah kami dapatkan komitmennya," katanya di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Kendati demikian, kata dia, keputusan Merpati mengudara kembali akan sangat tergantung dari proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada 14 November 2018. Jika dalam sidang PKPU tersebut Merpati dinyatakan layak untuk bangkit lagi.
"Salah satu langkah kami untuk bisa membuat Merpati kembali terbang adalah dengan debt restrukturisasi. Langkah kami ini dikuatkan dengan mitra kami yang sudah sepakat akan mengucurkan dana untuk Merpati beroperasional kembali," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) saat ini tengah berusaha mencari investor untuk menghidupkan kembali PT Merpati Airlines (Persero). Hal tersebut menjadi satu-satunya jalan untuk merestrukturisasi BUMN maskapai perintis tersebut agar tidak dicoret dari daftar perusahaan pelat merah.
Betapa tidak, saat ini utang Merpati mencapai Rp10,7 triliun. Tunggakan pesangon untuk mantan karyawan pun hingga kini belum dilunasi, yaitu Rp365 miliar dari total tunggakan Rp461 miliar. Direktur Utama PPA Henry Sihotang mengungkapkan, Merpati pun kini sudah tidak memiliki aset sama sekali. Aset pesawat yang tersisa hampir 90% sudah tidak layak terbang.
"Kalau mengharapkan PMN sudah tidak mungkin, utang Merpati mencapai Rp10,7 triliun, sementara aset pesawatnya sudah tidak layak terbang. Sekitar 90% yang sudah tidak layak," katanya saat berbincang dengan media belum lama ini.
Presiden Direktur Merpati, Asep Ekanugraha, mengatakan komitmen pendanaan tersebut berasal dari investor dalam negeri bernama Intra Asia Corpora. Investor tersebut terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa.
"Kami berkeyakinan dan optimis bakal kembali terbang di tahun depan. Semua persiapan, terutama dana operasional, sudah kami dapatkan komitmennya," katanya di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Kendati demikian, kata dia, keputusan Merpati mengudara kembali akan sangat tergantung dari proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada 14 November 2018. Jika dalam sidang PKPU tersebut Merpati dinyatakan layak untuk bangkit lagi.
"Salah satu langkah kami untuk bisa membuat Merpati kembali terbang adalah dengan debt restrukturisasi. Langkah kami ini dikuatkan dengan mitra kami yang sudah sepakat akan mengucurkan dana untuk Merpati beroperasional kembali," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) saat ini tengah berusaha mencari investor untuk menghidupkan kembali PT Merpati Airlines (Persero). Hal tersebut menjadi satu-satunya jalan untuk merestrukturisasi BUMN maskapai perintis tersebut agar tidak dicoret dari daftar perusahaan pelat merah.
Betapa tidak, saat ini utang Merpati mencapai Rp10,7 triliun. Tunggakan pesangon untuk mantan karyawan pun hingga kini belum dilunasi, yaitu Rp365 miliar dari total tunggakan Rp461 miliar. Direktur Utama PPA Henry Sihotang mengungkapkan, Merpati pun kini sudah tidak memiliki aset sama sekali. Aset pesawat yang tersisa hampir 90% sudah tidak layak terbang.
"Kalau mengharapkan PMN sudah tidak mungkin, utang Merpati mencapai Rp10,7 triliun, sementara aset pesawatnya sudah tidak layak terbang. Sekitar 90% yang sudah tidak layak," katanya saat berbincang dengan media belum lama ini.
(ven)