Masyarakat Harus Beralih ke Kartu GPN, Ini Manfaatnya

Jum'at, 16 November 2018 - 04:14 WIB
Masyarakat Harus Beralih ke Kartu GPN, Ini Manfaatnya
Masyarakat Harus Beralih ke Kartu GPN, Ini Manfaatnya
A A A
PARAPAT - Masyarakat Indonesia harus beralih ke kartu Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), tidak sedikit manfaat yang bakal dirasakan penggunanya. Asisten Manager Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara (Sumut) Yudha Wastu Prawira menjelaskan, banyak manfaat yang dapat dirasakan pengguna GPN.

"Kenapa masyarakat harus pakai kartu GPN? Ada tiga manfaat yang dijual di GPN. Pertama adalah efisisiensi. Kita tidak mau nanti ada inefisensi supaya masyarakat tidak dapat kita kasih karena kartu yang dimiliki tidak sama dengan mesin EDC yang ada di merchant," terangnya di Parapat, Kamis (15/11/2018).

"Merchant punya Bank A kartunya kartu Bank B, gak bisa nih transaksi kena biaya. Itu yang ada kondisi saat ini. Itu yang menyebabkan inefisensi ekonomi. Otomatis menghambat gerakan nasional non tunai. Itu yang ingin kita optimalkan dengan menghubungkan seluruh infrastruktur yang ada," sambung Yudha Wastu.

Kedua tentunya, lanjut dia, penghematan devisa. Dimana penghematan devisa itu sekitar 13-15 triliun per tahun yang hemat atas transaksi yang ke luar negeri secara nasional. Selanjutnya, terkait dengan kedaulatan.

"Namanya orang Indonesia marketnya ada di Indonesia. Transaksinya yang tahu orang Indonesia. Masak orang asing yang tahu. Kita mau seluruh data di Indonesia supaya data itu tidak disalahgunakan. Walaupun memang case penyalahgunaannya jarang terjadi. Namanya risiko belum terjadi. Keberadaan data itu di Indonesia bermanfaat untuk mengembangkan ekonomi Indonesia," jelasnya.

Selanjutnya, terkait risiko central bank money, dia mengaku belum terjadi liquidity risk akibat atau gagal bayar skala besar yang menganggu ekonomi. Sebagai contoh saat ATM BCA mengalami kematian. Yang terjadi, masyarakat tidak bisa melakukan transaksi pembayaran. Berarti ada dana yang tidak berjalan.

"Ekonomi tidak bergerak. 400 ATM yang mati. Coba bayangkan ATM di seluruh Indonesia mati semua. Matilah ekonomi kita semua, begitupun dengan mesin EDC yang rusak. Rata-rata transaksi melalui ATM debit itu angkanya 1.000-an triliun per tahun secara nasional. Mandek sehari aja, sekitar 20 tilang tidak ada dana yang berputar dari jumlah tersebut," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5016 seconds (0.1#10.140)