Pabrik Pintar Jadi Incaran Rujukan Implementasi Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pemilihan terhadap perusahaan-perusahaan yang juara di sektornya terutama dalam kesiapan menerapkan teknologi industri 4.0. Hal ini merupakan salah satu tahap implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Upaya strategis tersebut untuk menjadi percontohan sehingga dapat mengajak manufaktur lain melihat manfaat positif dari penerapan industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto ketika melakukan kunjungan kerja di PT Schneider Electric Manufacturing Batam (PT SEMB), Jumat (16/11/2018).
Sambung dia menjelaskan, industri 4.0 dinilai memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur agar lebih efisien dan menghasilkan produk berkualitas. "Oleh karena itu, pemerintah selaku pembuat kebijakan akan terus memfasilitasi kebutuhan riil sektor industri prioritas dalam mengadopsi teknologi industri 4.0 secara optimal,” tegasnya.
Berdasarkan Making Indonesia 4.0, ada lima sektor manufaktur yang akan dijadikan pionir, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektonika. “Kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total ekspor, kemudian menyumbang 60% untuk PDB dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” ungkapnya.
Di sektor industri elektronika, PT SEMB ditunjuk oleh Kemenperin sebagai lighthouse implementasi industri 4.0 di Indonesia karena memiliki banyak pengalaman dan kompetensi dalam mendirikan fasilitas smart factory serta journey transformasi digital. “Sebuah lighthouse atau champion akan menjadi role model sekaligus juga mitra dialog pemerintah dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia,” imbuhnya.
Untuk itu, Kemenperin bersama PT SEMB menandatangani Nota Kesepahaman tentang pengembangan dan penerapan teknologi industri 4.0 dalam rangka implementasi Making Indonesia 4.0. Tujuannya untuk mengembangkan, meningkatkan keterampilan dan optimalisasi penggunaan teknologi industri 4.0 oleh pelaku industri di Indonesia.
Penandatanganan Nota Kesepahaman itu dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara serta Vice President PT SEMB Gabriel De Tissot, dengan disaksikan langsung Menperin dan Senior Vice President Global Supply Chain Schneider Electric untuk Asia Timur dan Jepang, Jim Tobojka.
Menurut Airlangga, kolaborasi dengan berbagai mitra yang berkompeten di bidang transformasi digital seperti PT SEMB merupakan bagian dari penguatan kebijakan Kemenperin dalam upaya mempercepat implementasi industri 4.0 di Indonesia. “Tentunya untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yaitu menjadikan Indonesia masuk 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia tahun 2030,” jelasnya.
“Upaya strategis tersebut untuk menjadi percontohan sehingga dapat mengajak manufaktur lain melihat manfaat positif dari penerapan industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto ketika melakukan kunjungan kerja di PT Schneider Electric Manufacturing Batam (PT SEMB), Jumat (16/11/2018).
Sambung dia menjelaskan, industri 4.0 dinilai memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur agar lebih efisien dan menghasilkan produk berkualitas. "Oleh karena itu, pemerintah selaku pembuat kebijakan akan terus memfasilitasi kebutuhan riil sektor industri prioritas dalam mengadopsi teknologi industri 4.0 secara optimal,” tegasnya.
Berdasarkan Making Indonesia 4.0, ada lima sektor manufaktur yang akan dijadikan pionir, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektonika. “Kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total ekspor, kemudian menyumbang 60% untuk PDB dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” ungkapnya.
Di sektor industri elektronika, PT SEMB ditunjuk oleh Kemenperin sebagai lighthouse implementasi industri 4.0 di Indonesia karena memiliki banyak pengalaman dan kompetensi dalam mendirikan fasilitas smart factory serta journey transformasi digital. “Sebuah lighthouse atau champion akan menjadi role model sekaligus juga mitra dialog pemerintah dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia,” imbuhnya.
Untuk itu, Kemenperin bersama PT SEMB menandatangani Nota Kesepahaman tentang pengembangan dan penerapan teknologi industri 4.0 dalam rangka implementasi Making Indonesia 4.0. Tujuannya untuk mengembangkan, meningkatkan keterampilan dan optimalisasi penggunaan teknologi industri 4.0 oleh pelaku industri di Indonesia.
Penandatanganan Nota Kesepahaman itu dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara serta Vice President PT SEMB Gabriel De Tissot, dengan disaksikan langsung Menperin dan Senior Vice President Global Supply Chain Schneider Electric untuk Asia Timur dan Jepang, Jim Tobojka.
Menurut Airlangga, kolaborasi dengan berbagai mitra yang berkompeten di bidang transformasi digital seperti PT SEMB merupakan bagian dari penguatan kebijakan Kemenperin dalam upaya mempercepat implementasi industri 4.0 di Indonesia. “Tentunya untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yaitu menjadikan Indonesia masuk 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia tahun 2030,” jelasnya.
(akr)