Dukung Industri 4.0 Kemenperin Ingin Perbanyak SDM Kompeten Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong sektor manufaktur di Tanah Air untuk memanfaatkan peluang dari perkembangan industri 4.0 . Penerapan teknologi digital diyakini bakal meningkatkan produktivitas dan daya saing dengan lebih efisien.
“Dengan digitalisasi atau otomatisasi, juga akan terciptanya inovasi. Jadi, daya saing industri kita semakin kuat,” kata Menteri Perindustrian(Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7/2020).
Guna mencapai sasaran tersebut, menurut Agus, salah satu strategi yang perlu disiapkan adalah menyediakan sumber daya manusia (SDM) kompeten berbasis teknologi industri 4.0. Oleh karena itu, selain peran dari lembaga pendidikan dan pelatihan milik pemerintah, Kemenperin juga mengajak pihak swasta menyediakan fasilitas untuk menciptakan ekosistem SDM terampil tersebut.
“Dalam hal ini, kami sangat memberikan apresiasi kepada Apple yang telah mendirikan Apple Developer Academy di tiga lokasi, yakni Tangerang, Surabaya, dan Batam,” ungkapnya.
(Baca Juga: Pengajaran Melalui Daring Pengaruhi Percepatan Revolusi Industri 4.0)
Pendirian Apple Developer Academy tersebut, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia dan ketiga di dunia setelah Brasil dan Italia. Agus menegaskan, pihaknya telah meminta kepada pihak Apple Developer Academy agar memberikan alokasi peserta didik dari industri.
Diharapkan, ketika mereka sudah lulus, bisa membantu di perusahaan-perusahaan tersebut dalam upaya menerapkan digitalisasi atau teknologi terbaru untuk mendukung inovasi dan produksinya.
“Bahkan, dari mereka ada yang mendirikan startup company, sehingga kami meyakini akan memberikan banyak kontribusi terhadap perekonomian nasional terutama lewat ekonomi digital,” imbuhnya.
Menperin juga menilai hal ini merupakan wujud nyata sumber pembangunan SDM yang berkualitas sesuai kebutuhan pasar. “Menurut pandangan kami, tren kebutuhan SDM yang melek teknologi pasti akan selalu naik seiring dengan kebutuhan terhadap digital dan inovasi yang juga semakin tumbuh. Sebab, dalam konteks umum semua sektor akan membutuhkan teknologi, tidak hanya di industri manufaktur, tetapi juga sektor lainnya,” paparnya.
“Dengan digitalisasi atau otomatisasi, juga akan terciptanya inovasi. Jadi, daya saing industri kita semakin kuat,” kata Menteri Perindustrian(Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7/2020).
Guna mencapai sasaran tersebut, menurut Agus, salah satu strategi yang perlu disiapkan adalah menyediakan sumber daya manusia (SDM) kompeten berbasis teknologi industri 4.0. Oleh karena itu, selain peran dari lembaga pendidikan dan pelatihan milik pemerintah, Kemenperin juga mengajak pihak swasta menyediakan fasilitas untuk menciptakan ekosistem SDM terampil tersebut.
“Dalam hal ini, kami sangat memberikan apresiasi kepada Apple yang telah mendirikan Apple Developer Academy di tiga lokasi, yakni Tangerang, Surabaya, dan Batam,” ungkapnya.
(Baca Juga: Pengajaran Melalui Daring Pengaruhi Percepatan Revolusi Industri 4.0)
Pendirian Apple Developer Academy tersebut, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia dan ketiga di dunia setelah Brasil dan Italia. Agus menegaskan, pihaknya telah meminta kepada pihak Apple Developer Academy agar memberikan alokasi peserta didik dari industri.
Diharapkan, ketika mereka sudah lulus, bisa membantu di perusahaan-perusahaan tersebut dalam upaya menerapkan digitalisasi atau teknologi terbaru untuk mendukung inovasi dan produksinya.
“Bahkan, dari mereka ada yang mendirikan startup company, sehingga kami meyakini akan memberikan banyak kontribusi terhadap perekonomian nasional terutama lewat ekonomi digital,” imbuhnya.
Menperin juga menilai hal ini merupakan wujud nyata sumber pembangunan SDM yang berkualitas sesuai kebutuhan pasar. “Menurut pandangan kami, tren kebutuhan SDM yang melek teknologi pasti akan selalu naik seiring dengan kebutuhan terhadap digital dan inovasi yang juga semakin tumbuh. Sebab, dalam konteks umum semua sektor akan membutuhkan teknologi, tidak hanya di industri manufaktur, tetapi juga sektor lainnya,” paparnya.
(fai)