Dalam Sepekan, Harga Minyak Mentah AS Turun 6,2%
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah mundur pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, setelah sebelumnya sempat naik seiring kabar OPEC mulai memangkas pasokan ke pasar minyak pada bulan depan. Jatuhnya harga minyak karena Amerika Serikat terus meningkatkan produksinya sehingga pasar global menjadi kelebihan pasokan. Harga minyak pun telah jatuh 25% sejak awal Oktober.
Melansir dari Reuters, Sabtu (17/11), harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate jatuh tajam USD1,50 menjadi USD56,46 per barel. Ini merupakan penurunan satu hari terbesar dalam 3 tahun terakhir. Alhasil, harga WTI telah anjlok 6,2% dalam sepekan terakhir.
Sementara itu, harga minyak Brent International naik 14 sen menjadi USD66,76 per barel. Meski memulih, namun harga Brent telah jatuh hampir 5% dalam sepekan belakangan.
Kekhawatiran akan kelebihan pasokan yang bisa berdampak pada rendahnya harga minyak membuat OPEC siap mengadakan pertemuan. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak akan bertemu pada 6 Desember mendatang di Wina, Austria, untuk memutuskan kebijakan produksi untuk enam bulan mendatang. Mereka akan memutuskan tindakan yang harus dilakukan merespon surplus yang terjadi di pasar minyak.
OPEC disebut-sebut akan kembali memangkas produksi seperti awal 2017. Mereka takut terulang kembali kekalahan harga minyak pada 2014. Jika OPEC jadi memangkas produksi maka harga minyak akan melambung kembali, apalagi Venezuela dan Libya sedang mengalami penurunan produksi.
"OPEC kemungkinan pada Desember akan memangkas sekitar 1 juta barel per hari," kata Harry Tchilinguirian, kepala global strategi pasar komoditas di BNP Paribas. Dan menurut dia, bukan sebuah kejutan jika harga Brent akan naik lagi ke USD80 per barel di akhir tahun.
Melansir dari Reuters, Sabtu (17/11), harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate jatuh tajam USD1,50 menjadi USD56,46 per barel. Ini merupakan penurunan satu hari terbesar dalam 3 tahun terakhir. Alhasil, harga WTI telah anjlok 6,2% dalam sepekan terakhir.
Sementara itu, harga minyak Brent International naik 14 sen menjadi USD66,76 per barel. Meski memulih, namun harga Brent telah jatuh hampir 5% dalam sepekan belakangan.
Kekhawatiran akan kelebihan pasokan yang bisa berdampak pada rendahnya harga minyak membuat OPEC siap mengadakan pertemuan. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak akan bertemu pada 6 Desember mendatang di Wina, Austria, untuk memutuskan kebijakan produksi untuk enam bulan mendatang. Mereka akan memutuskan tindakan yang harus dilakukan merespon surplus yang terjadi di pasar minyak.
OPEC disebut-sebut akan kembali memangkas produksi seperti awal 2017. Mereka takut terulang kembali kekalahan harga minyak pada 2014. Jika OPEC jadi memangkas produksi maka harga minyak akan melambung kembali, apalagi Venezuela dan Libya sedang mengalami penurunan produksi.
"OPEC kemungkinan pada Desember akan memangkas sekitar 1 juta barel per hari," kata Harry Tchilinguirian, kepala global strategi pasar komoditas di BNP Paribas. Dan menurut dia, bukan sebuah kejutan jika harga Brent akan naik lagi ke USD80 per barel di akhir tahun.
(ven)