Bio Farma Makin Gencar Pasarkan Produk di Negara Muslim
A
A
A
JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) akan terus meningkatkan pemasaran produknya di negara-negara Islam. Salah satunya dengan mengikuti tahapan demi mendapatkan Pre-Qualification WHO yang merupakan persyaratan pemenuhan standar mutu, keamanan dan keampuhan produk untuk penggunaan secara internasional.
"Di negara OKI sendiri dari sekitar 57 negara anggota hanya ada 7 negara yang memiliki pabrik vaksin dan hanya ada 2 pabrik yang diakui Badan Kesehatan Dunia, tapi satu pabrik di Senegal itu hanya memproduksi satu vaksin saja. Yellow fever vaksin untuk kebutuhan Afrika Barat, Afrika Tengah," ujar Direktur Utama Bio Farmates Rahman Roestan di Jakarta, Selasa (20/11/2018).
Sambung dia menambahkan, Industri tidak dapat mengajukan sertifikasi PQ-WHO apabila Badan POM d inegaranya belum terkualifikasi, sehingga baik Industri dan Regulator dalam hal ini BPOM keduanya harus dinilai kualifikasinya sesuai standar WHO. "Baik dalam standar dokumen, quality system, quality manajemen, fasilitas dan SDM-nya," terang dia.
Bio Farma Indonesia sendiri diterangkan, kini telah memiliki sekitar 12 produk vaksin yang sudah mendapatkan Pre Kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia WHO sejak 1997. Sehingga produk-produk tersebut telah dipasarkan secara international.
"Tahun ini produk kami sudah masuk ke lebih dari 140 negara, dan 49 diantaranya negara anggota OKI. Dalam pertemuan besok 21-22 November juga akan dibahas mengenai Harmonisasi Kriteria Halal produk Obat dan Vaksin di negara anggota OKI," tandasnya.
"Di negara OKI sendiri dari sekitar 57 negara anggota hanya ada 7 negara yang memiliki pabrik vaksin dan hanya ada 2 pabrik yang diakui Badan Kesehatan Dunia, tapi satu pabrik di Senegal itu hanya memproduksi satu vaksin saja. Yellow fever vaksin untuk kebutuhan Afrika Barat, Afrika Tengah," ujar Direktur Utama Bio Farmates Rahman Roestan di Jakarta, Selasa (20/11/2018).
Sambung dia menambahkan, Industri tidak dapat mengajukan sertifikasi PQ-WHO apabila Badan POM d inegaranya belum terkualifikasi, sehingga baik Industri dan Regulator dalam hal ini BPOM keduanya harus dinilai kualifikasinya sesuai standar WHO. "Baik dalam standar dokumen, quality system, quality manajemen, fasilitas dan SDM-nya," terang dia.
Bio Farma Indonesia sendiri diterangkan, kini telah memiliki sekitar 12 produk vaksin yang sudah mendapatkan Pre Kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia WHO sejak 1997. Sehingga produk-produk tersebut telah dipasarkan secara international.
"Tahun ini produk kami sudah masuk ke lebih dari 140 negara, dan 49 diantaranya negara anggota OKI. Dalam pertemuan besok 21-22 November juga akan dibahas mengenai Harmonisasi Kriteria Halal produk Obat dan Vaksin di negara anggota OKI," tandasnya.
(akr)