Ekonomi AS Sangat Kuat, Mendag Salahkan Media Picu Kekhawatiran
A
A
A
NEW YORK - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross menegaskan, perekonomian AS dalam kondisi baik dan sangat kuat di tengah perang perdagangan versus China. Lebih lanjut, Ia menyalahkan media karena memicu kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam -julukan AS-.
"Pertama-tama ekonomi sendiri benar-benar kuat. Anda telah melihat angka pengangguran, Anda juga sudah melihat klaim baru, produksi industri, serta telah melihat kepercayaan eksekutif dan Anda juga melihat kepercayaan konsumen. Itu semua sangat, sangat tinggi," tegas Mendag AS Wilbur Ross kepada CNBC's "Squawk Box."
(Baca Juga: Ketidakpastian Gencatan 90 Hari Perang Dagang AS-ChinaSementara itu, Ia menyalahkan media yang berkontribusi mencuatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS. "Pers tampaknya ebih terobsesi dengan apa yang mungkin ada di masa depan," tambahnya.
Ross mengatakan, alih-alih "berspekulasi," media seharusnya menilai administrasi Trump dengan apa yang dilakukannya "bukan apa yang mereka pikir mungkin beberapa hantu yang bersembunyi di masa depan."
Di sisi lain perusahaan-perusahaan raksasa Wall Street, termasuk Goldman Sachs dan J.P. Morgan memprediksi, pertumbuhan AS bakal melambat hingga di bawah 2% pada paruh kedua 2019, mendatang. Para ekonom juga telah mengutarakan kekhawatiran mereka, termasuk di dalam kenaikan suku bunga Federal Reserve dan dampak perang tarif.
Setelah kenaikan terbaru, pada bulan September, the Fed memproyeksikan bakal tiga kali lagi mengkerek suku bunga acuan AS alias Fed rate. Namun dalam pidatonya pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, suku bunga acuan masih rendah dibandingkan standar historis.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal bahwa kekhawatiran tentang langkah lebih agresif untuk suku bunga lebih tinggi lagi, kemungkinan bakal berakhir. Sedangkan Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhir pekan kemarin baru saja mencapai kesepakatan untuk gencatan perang dagang selama 90 hari ke depan.
Ross mengatakan Trump mendapat jaminan 'sangat bagus' dari Xi Jinping tentang perdagangan. "Saya percaya jika semua berjalan sesuai dengan indikasi yang mereka miliki dengan Presiden Trump, semua orang akan benar-benar bahagia. Sambung dia menambahkan selama periode 90 hari gencatan perang dagang, pemerintahan Trump diharapkan menjabarkan rincian kesepakatan dengan China.
"Pertama-tama ekonomi sendiri benar-benar kuat. Anda telah melihat angka pengangguran, Anda juga sudah melihat klaim baru, produksi industri, serta telah melihat kepercayaan eksekutif dan Anda juga melihat kepercayaan konsumen. Itu semua sangat, sangat tinggi," tegas Mendag AS Wilbur Ross kepada CNBC's "Squawk Box."
(Baca Juga: Ketidakpastian Gencatan 90 Hari Perang Dagang AS-ChinaSementara itu, Ia menyalahkan media yang berkontribusi mencuatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS. "Pers tampaknya ebih terobsesi dengan apa yang mungkin ada di masa depan," tambahnya.
Ross mengatakan, alih-alih "berspekulasi," media seharusnya menilai administrasi Trump dengan apa yang dilakukannya "bukan apa yang mereka pikir mungkin beberapa hantu yang bersembunyi di masa depan."
Di sisi lain perusahaan-perusahaan raksasa Wall Street, termasuk Goldman Sachs dan J.P. Morgan memprediksi, pertumbuhan AS bakal melambat hingga di bawah 2% pada paruh kedua 2019, mendatang. Para ekonom juga telah mengutarakan kekhawatiran mereka, termasuk di dalam kenaikan suku bunga Federal Reserve dan dampak perang tarif.
Setelah kenaikan terbaru, pada bulan September, the Fed memproyeksikan bakal tiga kali lagi mengkerek suku bunga acuan AS alias Fed rate. Namun dalam pidatonya pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, suku bunga acuan masih rendah dibandingkan standar historis.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal bahwa kekhawatiran tentang langkah lebih agresif untuk suku bunga lebih tinggi lagi, kemungkinan bakal berakhir. Sedangkan Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhir pekan kemarin baru saja mencapai kesepakatan untuk gencatan perang dagang selama 90 hari ke depan.
Ross mengatakan Trump mendapat jaminan 'sangat bagus' dari Xi Jinping tentang perdagangan. "Saya percaya jika semua berjalan sesuai dengan indikasi yang mereka miliki dengan Presiden Trump, semua orang akan benar-benar bahagia. Sambung dia menambahkan selama periode 90 hari gencatan perang dagang, pemerintahan Trump diharapkan menjabarkan rincian kesepakatan dengan China.
(akr)