Janji Aksi Cepat Tindaklanjuti Gencatan Perang Dagang 90 Hari AS-China
A
A
A
BEIJING - Pasca kesepakatan gencatan perang dagang 90 hari antara Amerika Serikat (AS) versus China dalam ajang KTT G-20, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menjanjikan, bakal menerapkan apa saja yang telah disepakati dengan AS secepat mungkin termasuk isu-isu spesifik.
Dalam sebuah pernyataan Kementerian Perdagangan China pada hari Rabu, (5/12/2018) para pejabat China menyebut pembicaraan antara kedua pemimpin itu sebagai sebuah kesuksesan besar. "Perjanjian utama secara efektif telah mencegah perluasan (konflik perdagangan) lebih lanjut serta gesekan ekonomi kedua negara," ujar Menlu Wang Yi.
(Baca Juga: Ketidakpastian Gencatan 90 Hari Perang Dagang AS-ChinaIa juga memastikan China dan AS akan terus melangkah maju selama 90 hari masa gencatan perang dagang. Meski begitu janji para petinggi China, tidak lantas menghapus ketidakpastian dalam gencatan perang dagang AS-China. Pasalnya tidak sebutkan kapan kebijakan konkret akan diterapkan untuk meredam konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Para pejabat China menebarkan keyakinan dan percaya diri mereka dalam menerapkan komitmen perdagangan yang dibuat bersama AS sesegera mungkin, tanpa memberikan rincian. Seperti diketahui perang dagang yang sedang berlangsung telah membuat kedua negara memberlakukan bea masuk impor sebesar miliaran dolar atas produk satu sama lain.
Selama akhir pekan kemarin, angin segar berhembus saat gencatan perang sementara disepakati antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan G20 di Argentina. Sejak perundingan itu, Trump lantas berkicau di Twitter yang menyatakan Beijing siap menghapus bea masuk impor mobil yang berasal dari Negeri Paman Sam -julukan AS-.
Akan tetapi beberapa informasi tidak cocok dengan apa yang dikatakan pejabat Gedung Putih, sedangkan Beijing sebelumnya tidak berkomentar sama sekali. Kebingungan telah membuat banyak orang bertanya-tanya apakah pembicaraan akan berhasil mengakhiri perang dagang, yang telah menghantam industri dan mencuatkan kekhawatiran bakal menjatuhkan ekonomi dunia.
Di antara isu-isu yang dibahas dalam gencatan perang dagang, AS mengatakan China telah setuju untuk membeli sejumlah produk pertanian, energi, industri dan lainnya dari AS untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan antara mereka, seperti disampaikan Gedung Putih. Akan tetapi belum disepakati berapa besar jumlah produk yang akan dibeli China.
Mereka juga sepakat untuk segera memulai pembicaraan "tentang perubahan struktural sehubungan dengan transfer teknologi, perlindungan hak cipta intelektual, hambatan non-tarif, intrusi cyber dan pencurian cyber," ujar Trump.
Sejak pembicaraan AS-China di Argentina, Trump sibuk di Twitter untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang negosiasi. Trump mengatakan pembicaraan dengan China dan periode gencatan senjata 90 hari sudah dimulai. Dia mengatakan China seharusnya mulai membeli produk pertanian AS dan yang lain segera
Dia terdengar optimis, tetapi mengulangi pendiriannya yang keras. "Presiden Xi dan saya ingin kesepakatan ini terjadi, dan itu mungkin akan terjadi. Tetapi jika tidak, saya akan kembali terapkan kebijakan tarif. Ketika orang atau negara lain datang untuk menyerang kekayaan besar Bangsa kita, saya ingin mereka membayar hak istimewa untuk melakukan hal itu," ucap Trump.
Dalam sebuah pernyataan Kementerian Perdagangan China pada hari Rabu, (5/12/2018) para pejabat China menyebut pembicaraan antara kedua pemimpin itu sebagai sebuah kesuksesan besar. "Perjanjian utama secara efektif telah mencegah perluasan (konflik perdagangan) lebih lanjut serta gesekan ekonomi kedua negara," ujar Menlu Wang Yi.
(Baca Juga: Ketidakpastian Gencatan 90 Hari Perang Dagang AS-ChinaIa juga memastikan China dan AS akan terus melangkah maju selama 90 hari masa gencatan perang dagang. Meski begitu janji para petinggi China, tidak lantas menghapus ketidakpastian dalam gencatan perang dagang AS-China. Pasalnya tidak sebutkan kapan kebijakan konkret akan diterapkan untuk meredam konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Para pejabat China menebarkan keyakinan dan percaya diri mereka dalam menerapkan komitmen perdagangan yang dibuat bersama AS sesegera mungkin, tanpa memberikan rincian. Seperti diketahui perang dagang yang sedang berlangsung telah membuat kedua negara memberlakukan bea masuk impor sebesar miliaran dolar atas produk satu sama lain.
Selama akhir pekan kemarin, angin segar berhembus saat gencatan perang sementara disepakati antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan G20 di Argentina. Sejak perundingan itu, Trump lantas berkicau di Twitter yang menyatakan Beijing siap menghapus bea masuk impor mobil yang berasal dari Negeri Paman Sam -julukan AS-.
Akan tetapi beberapa informasi tidak cocok dengan apa yang dikatakan pejabat Gedung Putih, sedangkan Beijing sebelumnya tidak berkomentar sama sekali. Kebingungan telah membuat banyak orang bertanya-tanya apakah pembicaraan akan berhasil mengakhiri perang dagang, yang telah menghantam industri dan mencuatkan kekhawatiran bakal menjatuhkan ekonomi dunia.
Di antara isu-isu yang dibahas dalam gencatan perang dagang, AS mengatakan China telah setuju untuk membeli sejumlah produk pertanian, energi, industri dan lainnya dari AS untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan antara mereka, seperti disampaikan Gedung Putih. Akan tetapi belum disepakati berapa besar jumlah produk yang akan dibeli China.
Mereka juga sepakat untuk segera memulai pembicaraan "tentang perubahan struktural sehubungan dengan transfer teknologi, perlindungan hak cipta intelektual, hambatan non-tarif, intrusi cyber dan pencurian cyber," ujar Trump.
Sejak pembicaraan AS-China di Argentina, Trump sibuk di Twitter untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang negosiasi. Trump mengatakan pembicaraan dengan China dan periode gencatan senjata 90 hari sudah dimulai. Dia mengatakan China seharusnya mulai membeli produk pertanian AS dan yang lain segera
Dia terdengar optimis, tetapi mengulangi pendiriannya yang keras. "Presiden Xi dan saya ingin kesepakatan ini terjadi, dan itu mungkin akan terjadi. Tetapi jika tidak, saya akan kembali terapkan kebijakan tarif. Ketika orang atau negara lain datang untuk menyerang kekayaan besar Bangsa kita, saya ingin mereka membayar hak istimewa untuk melakukan hal itu," ucap Trump.
(akr)