Wall Street Jatuh Akibat Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup jatuh pada perdagangan Jumat waktu setempat, merespons perlambatan ekonomi China dan Uni Eropa. Hal ini membuat pedagang khawatir akan ancaman perlambatan ekonomi global.
Melansir dari CNBC, Sabtu (15/12/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 496,87 poin alias 2,02% menjadi 24.100,51, level terendah sejak awal Mei 2018. Kejatuhan Dow Jones juga dipimpin oleh menurunnya saham Apple dan perusahaan consumer goods Johnson & Johnson. Sepanjang tahun 2018 berjalan, Dow Jones telah turun 2,5%.
Indeks S&P 500 turun 1,91% menjadi 2,599.95, merupakan level terendah sejak April 2018. Pelemahan ini juga karena mundurnya saham-saham sektor teknologi dan kesehatan. Indeks sepanjang tahun ini telah melemah hingga 2,75%.
Nasdaq mundur 2,26% menjadi 6.910,66. Dan saham-saham teknologi berat yang selama ini menopang Nasdaq, sepanjang 2018 hanya naik 0,11%. Melemahnya seluruh bursa saham utama lebih dari 1% merupakan yang pertama sejak Maret 2016.
Kembali ke persoalan ancaman perlambatan ekonomi global, China melaporkan pertumbuhan penjualan ritel dan industri mereka di November, meleset dari ekspektasi. Produksi industri China hanya naik 5,4% pada November lalu, laju paling lambat dalam hampir 3 tahun.
Saham-saham di pasar Uni Eropa juga jatuh karena rilis data ekonomi Uni Eropa lebih lemah dari perkiraan. Indeks IHS Markit Flash Eurozone jatuh ke 51,7 pada bulan Desember, level terendah dalam empat tahun.
"Data ekonomi terus menunjukkan perlambatan. Karena data terus melambat, orang merasa kurang nyaman dan akhirnya melakukan aksi jual. Ini yang menyebabkan pasar melemah hari ini," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt.
Melansir dari CNBC, Sabtu (15/12/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 496,87 poin alias 2,02% menjadi 24.100,51, level terendah sejak awal Mei 2018. Kejatuhan Dow Jones juga dipimpin oleh menurunnya saham Apple dan perusahaan consumer goods Johnson & Johnson. Sepanjang tahun 2018 berjalan, Dow Jones telah turun 2,5%.
Indeks S&P 500 turun 1,91% menjadi 2,599.95, merupakan level terendah sejak April 2018. Pelemahan ini juga karena mundurnya saham-saham sektor teknologi dan kesehatan. Indeks sepanjang tahun ini telah melemah hingga 2,75%.
Nasdaq mundur 2,26% menjadi 6.910,66. Dan saham-saham teknologi berat yang selama ini menopang Nasdaq, sepanjang 2018 hanya naik 0,11%. Melemahnya seluruh bursa saham utama lebih dari 1% merupakan yang pertama sejak Maret 2016.
Kembali ke persoalan ancaman perlambatan ekonomi global, China melaporkan pertumbuhan penjualan ritel dan industri mereka di November, meleset dari ekspektasi. Produksi industri China hanya naik 5,4% pada November lalu, laju paling lambat dalam hampir 3 tahun.
Saham-saham di pasar Uni Eropa juga jatuh karena rilis data ekonomi Uni Eropa lebih lemah dari perkiraan. Indeks IHS Markit Flash Eurozone jatuh ke 51,7 pada bulan Desember, level terendah dalam empat tahun.
"Data ekonomi terus menunjukkan perlambatan. Karena data terus melambat, orang merasa kurang nyaman dan akhirnya melakukan aksi jual. Ini yang menyebabkan pasar melemah hari ini," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt.
(ven)