Wall Street Ditutup Melemah di Tengah Kejatuhan Saham Teknologi

Selasa, 27 Juni 2023 - 07:33 WIB
loading...
Wall Street Ditutup...
Wall Street berakhir melemah pada perdagangan, Senin (26/6/2023) waktu setempat ketika investor masih berhati-hati bertaruh pada aset berisiko. Foto/Dok
A A A
NEW YORK - Wall Street berakhir melemah pada perdagangan, Senin (26/6/2023) waktu setempat ketika investor masih berhati-hati bertaruh pada aset berisiko. Beberapa sentimen menjadi pertimbangan pelaku pasar, salah satunya kondisi geopolitik global.



Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 12,72 poin atau 0,04% menjadi 33.714,71. Sedangkan indeks S&P 500 (.SPX) kehilangan 19,51 poin atau 0,45% pada posisi 4.328,82 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 156,74 poin, atau 1,16%, menjadi 13.335,78.



Saham raksasa terpantau mengalami tekanan, dimana Meta Platforms Inc (META.O), Alphabet Inc (GOOGL.O) dan Tesla Inc (TSLA.O) semuanya turun tajam. Sementara itu pekan lalu, bursa saham AS juga merayap setelah reli baru-baru ini.

Dimana indeks Nasdaq yang padat teknologi menghentikan kenaikan beruntun delapan minggu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan mungkin ada lebih banyak kenaikan suku bunga ke depan.

"Rasanya belum semuanya jelas," kata Carol Schleif, kepala investasi di kantor keluarga BMO di Minneapolis, mengacu pada Rusia. "Tidak ada yang tahu seperti apa struktur kekuatan tertinggi di Rusia nantinya."

"Pelaku pasar mengalami kesulitan hari ini untuk mencari tahu apakah mereka ingin menjadi ofensif atau defensif sehingga mereka memiliki kaki di kedua kubu. Mereka tidak tahu ke arah mana pasar akan berayun," katanya.

Menambah ketidakpastian adalah dimulainya minggu terakhir kuartal kedua pada hari Senin, beberapa minggu sebelum musim pelaporan keuangan. Hal ini mendorong aksi ambil untung dalam saham-saham pertumbuhan yang telah meningkat tajam sepanjang tahun ini, kata Schleif.

Memimpin kenaikan sektor energi (.SPNY) yang menguat 2,2% karena harga minyak naik, sementara investor menyeimbangkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan global terhadap gangguan pasokan yang akan datang yang dapat memperburuk ketidakstabilan politik di Rusia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1747 seconds (0.1#10.140)