Darma Henwa Siapkan Diversifikasi Garap Mineral di 2019

Kamis, 20 Desember 2018 - 23:35 WIB
Darma Henwa Siapkan Diversifikasi Garap Mineral di 2019
Darma Henwa Siapkan Diversifikasi Garap Mineral di 2019
A A A
JAKARTA - PT Darma Henwa Tbk (kode emiten: DEWA) optimistis dapat melakukan pengembangan bisnis di tahun 2019. Pengembangan bisnis tersebut mencakup pengembangan bisnis jasa kontraktor pertambangan mineral.

"Kami mencoba masuk ke mineral (emas dan tembaga) di 2019. Tetapi 3-4 tahun kedepan produksi batubara masih tetap dominan," kata Chief Financial Officer Darma Henwa, Balakrishnan Chandrasekaran dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Dia menambahkan selain mineral, tahun 2019 nanti, DEWA juga melakukan pengembangan jasa penyediaan infrastruktur pertambangan, seperti pembuatan jalan tambang (mining road), pekerjaan earthworks, dan sejenisnya. Juga penyediaan jasa pertambangan dalam bentuk technical management and mining activities supervision. Juga pengembangan bisnis jasa pelayanan pelabuhan batubara.

Adapun proyek potensial yang bisa digarap Perseroan meliputi proyek penambangan bawah tanah yakni Proyek Penambangan Seng dan Timah di Dairi, Sumatra Utara dengan Lingkup Pekerjaan remining earthworks.

Kemudian potensi pertambangan terbuka di Proyek Penambangan Tembaga dan Emas yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Lingkup pekerjaan adalah tahap awal road construction, aktivitas penambangan dan reklamasi.

Dan terakhir adalah proyek Penambangan Emas yang berlokasi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Jenis pertambangan bawah tanah ini mempunyai durasi pekerjaan 3-4 tahun, dengan lingkup pekerjaan infrastruktur dan earthworks.

Presiden Direktur DEWA, Faisal Firdaus memandang penuh optimis bisnis perseroan di 2019 akan tumbuh lebih baik. Berdasarkan data Kementerian ESDM, harga batubara menunjukan tren meningkat dengan kisaran USD90 hingga USD115 per ton. Peningkatan impor dari India dan China akibat pertumbuhan ekonomi mendorong tingginya harga batubara.

Sisi lain, permintaan batubara dari negara berkembang di Asia Tenggara meningkatkan kebutuhan impor batubara. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan devisa ikut mendorong produksi batubara. Pemerintah menargetkan produksi batubara mencapai 575 juta ton di tahun 2018, meningkat dibanding tahun 2017 sebesar 461 juta ton.

Dari laporan Laba Rugi untuk Periode 9 Bulan 2018, Perseroan mencatat penurunan Pendapatan 0,6% menjadi USD188,87 juta dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, dikarenakan adanya pekerjaan jasa tertentu yang tidak dilanjutkan lagi di tahun 2018. Sementara Laba kotor turun 41,2% menjadi USD6,61 juta karena adanya peningkatan beban pokok pendapatan, terutama beban perbaikan dan pemeliharaan alat, dan bahan bakar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2297 seconds (0.1#10.140)