Bank bjb Syariah Perluas Penerimaan Setoran Dana Haji
A
A
A
BANDUNG - Bank bjb Syariah bakal memperluas jaringan penerima setoran dana haji dengan menggandeng bank induk (bank bjb), setelah ditunjuk Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjadi Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Haji (BPS-BPIH) mulai tahun 2019.
Direktur Utama Bank bjb Syariah Indra Falatehan mengatakan, pasca ditunjukkannya bank bjb Syariah menjadi bank penerima setoran dana haji, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan bank induk. Kerja sama lebih pada pemanfaatan jaringan kantor cabang.
“Kantor cabang bank bjb, sebagai bank induk cukup banyak lebih dari 2.000. Tetapi kami menargetkan ada 316 kantor yang bisa menerima setoran BPIH ini. Mekanismenya sedang kami selesaikan,” kata Indra Falatehan di Bandung, Jumat (21/11/2018).
Pihaknya bersyukur ditunjuk menjadi salah satu bank penerima setoran dana haji. Proses pengajuannya pun terbilang panjang. Dengan menjadi bank penerima setoran dana haji, pihaknya berharap meningkatkan transaksi dana masuk.
Setelah menjadi bank penerima setoran, bjb Syariah juga sedang mengajukan menjadi bank penempatan dana haji. Menurut dia, pengelolaan dana haji yang bisa dikelola bank jumlahnya 30% dari Rp100 triliun. Bank bjb syariah diharapkan bisa mengambil porsi dari alokasi itu.
“Kalau target, kami harap sebanyak-banyaknya, antara Rp500 miliar hingga 1 triliun. Tetapi memang ada syarat yang harus dipenuhi, bank harus menurunkan rasio pembiayaan bermasalah atau NPF agar di bawah 5 persen," kata dia.
Dia optimistis, 2019 syarat itu bisa dipenuhi, seiring upaya konkret bank bjb Syariah menurunkan rasio pembiayaan bermasalah. Bahkan, tahun depan pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan di atas pertumbuhan industri nasional 12%.
“Tahun depan strateginya lebih fokus membenahi pembiayaan bermasalah. Kalau beres akan jadi laba. Growth kami akan ditopang dari pembiayaan dan DPK. Kami optimistis tahun depan bisa mencatat laba hingga Rp50 miliar,” imbuh dia.
Terkait kinerja 2018, pihaknya mengklaim hingga November 2018 bank bjb Syariah mencatat pencapaian performa cukup baik, sesuai target Rencana Bisnis Bank (RBB). Mislanya DPK target Rp5,4 triliun, baru tercapai Rp5,2 triliun. Pembiayaan dari Rp5,3 triliun, baru mencapai 5,2 triliun.
Direktur Utama Bank bjb Syariah Indra Falatehan mengatakan, pasca ditunjukkannya bank bjb Syariah menjadi bank penerima setoran dana haji, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan bank induk. Kerja sama lebih pada pemanfaatan jaringan kantor cabang.
“Kantor cabang bank bjb, sebagai bank induk cukup banyak lebih dari 2.000. Tetapi kami menargetkan ada 316 kantor yang bisa menerima setoran BPIH ini. Mekanismenya sedang kami selesaikan,” kata Indra Falatehan di Bandung, Jumat (21/11/2018).
Pihaknya bersyukur ditunjuk menjadi salah satu bank penerima setoran dana haji. Proses pengajuannya pun terbilang panjang. Dengan menjadi bank penerima setoran dana haji, pihaknya berharap meningkatkan transaksi dana masuk.
Setelah menjadi bank penerima setoran, bjb Syariah juga sedang mengajukan menjadi bank penempatan dana haji. Menurut dia, pengelolaan dana haji yang bisa dikelola bank jumlahnya 30% dari Rp100 triliun. Bank bjb syariah diharapkan bisa mengambil porsi dari alokasi itu.
“Kalau target, kami harap sebanyak-banyaknya, antara Rp500 miliar hingga 1 triliun. Tetapi memang ada syarat yang harus dipenuhi, bank harus menurunkan rasio pembiayaan bermasalah atau NPF agar di bawah 5 persen," kata dia.
Dia optimistis, 2019 syarat itu bisa dipenuhi, seiring upaya konkret bank bjb Syariah menurunkan rasio pembiayaan bermasalah. Bahkan, tahun depan pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan di atas pertumbuhan industri nasional 12%.
“Tahun depan strateginya lebih fokus membenahi pembiayaan bermasalah. Kalau beres akan jadi laba. Growth kami akan ditopang dari pembiayaan dan DPK. Kami optimistis tahun depan bisa mencatat laba hingga Rp50 miliar,” imbuh dia.
Terkait kinerja 2018, pihaknya mengklaim hingga November 2018 bank bjb Syariah mencatat pencapaian performa cukup baik, sesuai target Rencana Bisnis Bank (RBB). Mislanya DPK target Rp5,4 triliun, baru tercapai Rp5,2 triliun. Pembiayaan dari Rp5,3 triliun, baru mencapai 5,2 triliun.
(akr)