Perbedaan Wanita dan Pria Milenial Ketika Mencari Kerja
A
A
A
JAKARTA - Baru-baru ini Kalibrr (kalibrr.id) selaku perusahaan teknologi dalam bidang rekrutmen mengadakan penelitian tentang bagaimana pencari kerja pria dan wanita di generasi milenial berusia 20-30 tahun Indonesia, memiliki perbedaan dalam mencari kerja. Penelitian yang dilakukan memiliki temuan menarik untuk disimak para pemberi kerja, khususnya di bidang perekrutan.
Co-Founder Kalibrr Indonesia, Paul Rivera, mengatakan perusahaan yang menarik bagi profesional milenial, hasilnya 56% wanita dan 44% pria dengan latar belakang IT memilih Telkom. Diikuti oleh Google, GoJek dan Tokopedia.
Sementara, untuk yang memiliki latar belakang selain IT, Pertamina menjadi sasaran utama pria untuk meniti karier. Di sisi wanita, Google mampu menarik perhatian kaum hawa milenial yang bergerak di bidang non IT.
"Hal yang dilihat sebelum melamar ke perusahaan mengenai deskripsi pekerjaan sudah tidak menjadi informasi yang cukup bagi kandidat milenial. Karakter mereka yang selalu ingin tahu, membuat mereka mencari lebih dalam tentang kehidupan di perusahaan untuk membantu membuat pilihan perusahaan mana yang akan menjadi sasaran untuk melamar," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Paul menjelaskan, faktanya 4 dari 5 wanita senang mengulik informasi mengenai nilai, budaya dan jaringan internasional perusahaan. Sedangkan pria tertarik dengan peluang jenjang karier pada masa depan dan kesempatan untuk dapat menambah pengetahuan untuk semakin berkembang.
"Kalibrr berharap dapat terus memajukan dan membantu wanita Indonesia agar dapat selalu dilibatkan dan diakui sebagai salah satu kontributor penting dalam setiap perusahaan. Tak lupa memberikan dukungan bagi wanita Indonesia untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar karir suksesnya," katanya.
Sementara, lanjut Paul, faktor kunci untuk bergabung dengan perusahaan salah satunya gaji tetap. Ini menjadi pertimbangan utama kandidat milenial dalam mencari pekerjaan.
Namun, beberapa faktor lain juga mulai meningkat seperti progres karier yang pesat dan lingkungan kerja yang kolaboratif serta dapat saling mendukung antar tim. Lebih dalam lagi, terdapat perbedaan yang kontras antara pria dan wanita sebagai pertimbangan.
"Pria cenderung memikirkan sebuah perusahaan untuk dapat dijadikan batu loncatan karir yang lebih baik serta sarana untuk pengembangan diri. Di lain pihak, wanita lebih melirik perusahaan yang memberikan pengaturan kerja yang fleksibel," pungkasnya.
Adapun, alasan untuk keluar dari sebuah perusahaan seperti halnya gaji menempati posisi ketiga untuk mengapa kandidat milenial memutuskan keluar. Alasan utama pekerja milenial pria maupun wanita untuk meninggalkan pekerjaanya yaitu persepsi lingkungan kerja yang penuh birokrasi dan dirasa tidak dapat mendukung pekerja.
Co-Founder Kalibrr Indonesia, Paul Rivera, mengatakan perusahaan yang menarik bagi profesional milenial, hasilnya 56% wanita dan 44% pria dengan latar belakang IT memilih Telkom. Diikuti oleh Google, GoJek dan Tokopedia.
Sementara, untuk yang memiliki latar belakang selain IT, Pertamina menjadi sasaran utama pria untuk meniti karier. Di sisi wanita, Google mampu menarik perhatian kaum hawa milenial yang bergerak di bidang non IT.
"Hal yang dilihat sebelum melamar ke perusahaan mengenai deskripsi pekerjaan sudah tidak menjadi informasi yang cukup bagi kandidat milenial. Karakter mereka yang selalu ingin tahu, membuat mereka mencari lebih dalam tentang kehidupan di perusahaan untuk membantu membuat pilihan perusahaan mana yang akan menjadi sasaran untuk melamar," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Paul menjelaskan, faktanya 4 dari 5 wanita senang mengulik informasi mengenai nilai, budaya dan jaringan internasional perusahaan. Sedangkan pria tertarik dengan peluang jenjang karier pada masa depan dan kesempatan untuk dapat menambah pengetahuan untuk semakin berkembang.
"Kalibrr berharap dapat terus memajukan dan membantu wanita Indonesia agar dapat selalu dilibatkan dan diakui sebagai salah satu kontributor penting dalam setiap perusahaan. Tak lupa memberikan dukungan bagi wanita Indonesia untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar karir suksesnya," katanya.
Sementara, lanjut Paul, faktor kunci untuk bergabung dengan perusahaan salah satunya gaji tetap. Ini menjadi pertimbangan utama kandidat milenial dalam mencari pekerjaan.
Namun, beberapa faktor lain juga mulai meningkat seperti progres karier yang pesat dan lingkungan kerja yang kolaboratif serta dapat saling mendukung antar tim. Lebih dalam lagi, terdapat perbedaan yang kontras antara pria dan wanita sebagai pertimbangan.
"Pria cenderung memikirkan sebuah perusahaan untuk dapat dijadikan batu loncatan karir yang lebih baik serta sarana untuk pengembangan diri. Di lain pihak, wanita lebih melirik perusahaan yang memberikan pengaturan kerja yang fleksibel," pungkasnya.
Adapun, alasan untuk keluar dari sebuah perusahaan seperti halnya gaji menempati posisi ketiga untuk mengapa kandidat milenial memutuskan keluar. Alasan utama pekerja milenial pria maupun wanita untuk meninggalkan pekerjaanya yaitu persepsi lingkungan kerja yang penuh birokrasi dan dirasa tidak dapat mendukung pekerja.
(ven)