Menperin Pastikan Tak Ada Industri Terdampak Tsunami Selat Sunda
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim tidak ditemukan adanya industri yang terdampak tsunami pasca menerjang Banten dan Lampung Selatan. Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan dan tidak ditemukan adanya industri yang menjadi korban tsunami di wilayah bencana tersebut.
"Industri tidak ada yang terdampak, tadi kami sudah cek di daerah Serang, Cilegon," ujar Menperin Airlangga di Kantornya, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Lebih lanjut terang dia, industri tidak ada yang terdampak karena beberapa industri sudah menerapkan mitigasi atau pencegahan bencana yang tepat. "Karena memang industri ini sebagian sudah mengantisipasi serta mempunyai mitigasi terhadap tsunami maupun gempa, jadi standard-nya lebih tinggi," tandasnya.
Sementara di sisi lain, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung luluh lantah pasca tsunami Selat Sunda. Sementara terkait dengan kerugian yang dialami oleh PT Jababeka Tbk (KIJA) selaku pengelola KEK Tanjung Lesung, diyakini buruh Rp150 miliar untuk membangun kembali kawasan wisata Tanjung Lesung, Banten.
Terkait hal tersebut, Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyatakan bahwa pengelola KEK harus memiliki teknologi yang bisa memprediksi terjadinya bencana. Hal ini untuk mengantisipasi kerugian yang diakibatkan dari bencana.
"Industri tidak ada yang terdampak, tadi kami sudah cek di daerah Serang, Cilegon," ujar Menperin Airlangga di Kantornya, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Lebih lanjut terang dia, industri tidak ada yang terdampak karena beberapa industri sudah menerapkan mitigasi atau pencegahan bencana yang tepat. "Karena memang industri ini sebagian sudah mengantisipasi serta mempunyai mitigasi terhadap tsunami maupun gempa, jadi standard-nya lebih tinggi," tandasnya.
Sementara di sisi lain, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung luluh lantah pasca tsunami Selat Sunda. Sementara terkait dengan kerugian yang dialami oleh PT Jababeka Tbk (KIJA) selaku pengelola KEK Tanjung Lesung, diyakini buruh Rp150 miliar untuk membangun kembali kawasan wisata Tanjung Lesung, Banten.
Terkait hal tersebut, Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyatakan bahwa pengelola KEK harus memiliki teknologi yang bisa memprediksi terjadinya bencana. Hal ini untuk mengantisipasi kerugian yang diakibatkan dari bencana.
(akr)