BI Proyeksi Neraca Pembayaran Kuartal IV Surplus Capai USD4 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca pembayaran bakal mencetak surplus di triwulan IV-2018. Neraca pembayaran diyakini mampu surplus hingga USD4 miliar atau sekitar Rp5,8 Triliun (kurs rupiah Rp14.550/USD).
"Neraca pembayaran kuartal empat akan mengalami surplus USD4 miliar walaupun CAD kita masih tinggi 3,5% dari PDB di triwulan IV," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung BI, Jumat (28/12/2018).
Lebih lanjut, terang dia fundamental dan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik yakni 5-5,4% di tahun 2019. Inflasi di titik tengah 3,5% plus minus 1%. CAD (defisit transaksi berjalan/current account deficit) menurun menjadi 2,5%
Sementara terkait volatilitas rupiah sampai saat ini masih terjaga dan sangat rendah, dimana tingkat pelemahan rupiah di bawah 7%. "Volatilitas juga sekitar 7-8%. Rupiah stabil dan menguat," jelasnya.
Hal ini terjadi karena kebijakan BI dan pemerintah yang mampu membuat investor confidence. Apalagi mekanisme pasar uang semakin berkembang, namun terang dia rupiah masih terlalu murah atau undervalued.
"Modal asing dari portfolio itu jauh lebih besar, neraca pembayaran kita perkirakan mengalami surplus. Hal itu membawa rupiah stabil dan menguat, dimana mekanisme pasar semakin tumbuh sekarang serta terus berkembang di dalam negeri," paparnya.
"Neraca pembayaran kuartal empat akan mengalami surplus USD4 miliar walaupun CAD kita masih tinggi 3,5% dari PDB di triwulan IV," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung BI, Jumat (28/12/2018).
Lebih lanjut, terang dia fundamental dan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik yakni 5-5,4% di tahun 2019. Inflasi di titik tengah 3,5% plus minus 1%. CAD (defisit transaksi berjalan/current account deficit) menurun menjadi 2,5%
Sementara terkait volatilitas rupiah sampai saat ini masih terjaga dan sangat rendah, dimana tingkat pelemahan rupiah di bawah 7%. "Volatilitas juga sekitar 7-8%. Rupiah stabil dan menguat," jelasnya.
Hal ini terjadi karena kebijakan BI dan pemerintah yang mampu membuat investor confidence. Apalagi mekanisme pasar uang semakin berkembang, namun terang dia rupiah masih terlalu murah atau undervalued.
"Modal asing dari portfolio itu jauh lebih besar, neraca pembayaran kita perkirakan mengalami surplus. Hal itu membawa rupiah stabil dan menguat, dimana mekanisme pasar semakin tumbuh sekarang serta terus berkembang di dalam negeri," paparnya.
(akr)