Capaian Kinerja Bulog Sepanjang Tahun 2018
A
A
A
JAKARTA - Sepanjang tahun 2018, Perusahaan Umum (Perum) Bulog tetap konsisten menjalankan berbagai penugasan dari Pemerintah untuk menjaga kedaulatan pangan. Upaya mewujudkan kedaulatan pangan melalui stabilisasi harga dilakukan dari hulu hingga ke hilir. Di sisi hulu, Bulog menyerap hasil produksi petani dalam negeri di seluruh pelosok Indonesia dan bekerjasama dengan TNI dalam gerakan Serap Gabah Petani (Sergap).
Dilanjutkan di sisi hilir, Bulog melakukan pemeratan stok pangan ke seluruh pelosok Indonesia dan stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar yang dilakukan sepanjang waktu. Selain itu, Bulog juga menyalurkan Bantuan Sosial Rastra, penyaluran bantuan pangan untuk korban bencana alam, pasokan program BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai), serta menjual komoditas pangan pokok murah berkualitas melalui berbagai saluran komersial BULOG.
Beras sebagai pangan pokok masyarakat Indonesia memiliki andil sebesar 0.130% terhadap inflasi di tahun 2018. Bulog berhasil menstabilkan harga pangan pokok di antaranya, beras umum selama tahun 2018 ada di kisaran Rp.11.606/kg, gula pasir Rp.13.676/kg, dan daging sapi Rp.114.195/kg, serta jagung Rp.7.316/kg (sumber: BPS).
“Sesuai dengan penugasan pemerintah dan amanat UUD, Perum Bulog terus melakukan tugas-tugasnya demi mewujudkan kedaulatan pangan,” ujar Direktur Utama Perum BULOG, Budi Waseso lewat keterangan resmi di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Dalam rangka menjalankan penugasan pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sepanjang tahun 2018 Perum Bulog telah melakukan pengadaan sebanyak 3,2 juta ton setara beras dan stok beras CBP di akhir tahun 2018 sebanyak 2,1 juta ton setara beras (merupakan CBP terbesar yang pernah dikelola Bulog dalam lima tahun terakhir).
Penyaluran Bansos Rastra mencapai 1,2 juta ton, pengelolaan CBP untuk Operasi Pasar sebanyak 544 ribu ton merupakan stabilisasi harga dengan jumlah terbesar selama sepuluh tahun terakhir dan CBP bencana alam sebanyak 6.953 ton yang diantaranya digunakan untuk korban bencana alam di Palu Donggala (Sulawesi Tengah), dan Lombok (NTB).
Bulog pun meraih penghargaan Palu and Donggala Saviors: Quick Emergency Response in Basic Food Distribution dalam ajang Apresiasi Indonesia untuk BUMN Tahun 2018, dalam 1 x 24 jam BULOG Peduli menggelontorkan bantuan CBP dan CSR kepada korban bencana terdampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Stok akhir di tahun 2018 untuk komoditas lainnya yaitu gula pasir sebanyak 477 ribu ton, jagung 53 ribu ton, daging kerbau 5,8 ribu ton, minyak goreng 2,6 ribu kiloliter. “Kami menyadari, bahwa keberhasilan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras dan pangan pokok lainnya di seluruh daerah akan tercipta bila dilakukan secara bersama dengan dukungan seluruh pihak, serta dilakukan dengan perhitungan yang matang dari aspek hulu hingga hilir," tegas Budi.
"Memasuki tahun 2019, Bulog memastikan ketahanan stok dapat terus terjaga dan Operasi Pasar terus dilakukan sehingga tidak perlu ada kekhawatiran di masyarakat dan gejolak harga di pasar, serta menjamin hasil panen petani dapat diserap sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan," paparnya.
Dilanjutkan di sisi hilir, Bulog melakukan pemeratan stok pangan ke seluruh pelosok Indonesia dan stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar yang dilakukan sepanjang waktu. Selain itu, Bulog juga menyalurkan Bantuan Sosial Rastra, penyaluran bantuan pangan untuk korban bencana alam, pasokan program BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai), serta menjual komoditas pangan pokok murah berkualitas melalui berbagai saluran komersial BULOG.
Beras sebagai pangan pokok masyarakat Indonesia memiliki andil sebesar 0.130% terhadap inflasi di tahun 2018. Bulog berhasil menstabilkan harga pangan pokok di antaranya, beras umum selama tahun 2018 ada di kisaran Rp.11.606/kg, gula pasir Rp.13.676/kg, dan daging sapi Rp.114.195/kg, serta jagung Rp.7.316/kg (sumber: BPS).
“Sesuai dengan penugasan pemerintah dan amanat UUD, Perum Bulog terus melakukan tugas-tugasnya demi mewujudkan kedaulatan pangan,” ujar Direktur Utama Perum BULOG, Budi Waseso lewat keterangan resmi di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Dalam rangka menjalankan penugasan pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sepanjang tahun 2018 Perum Bulog telah melakukan pengadaan sebanyak 3,2 juta ton setara beras dan stok beras CBP di akhir tahun 2018 sebanyak 2,1 juta ton setara beras (merupakan CBP terbesar yang pernah dikelola Bulog dalam lima tahun terakhir).
Penyaluran Bansos Rastra mencapai 1,2 juta ton, pengelolaan CBP untuk Operasi Pasar sebanyak 544 ribu ton merupakan stabilisasi harga dengan jumlah terbesar selama sepuluh tahun terakhir dan CBP bencana alam sebanyak 6.953 ton yang diantaranya digunakan untuk korban bencana alam di Palu Donggala (Sulawesi Tengah), dan Lombok (NTB).
Bulog pun meraih penghargaan Palu and Donggala Saviors: Quick Emergency Response in Basic Food Distribution dalam ajang Apresiasi Indonesia untuk BUMN Tahun 2018, dalam 1 x 24 jam BULOG Peduli menggelontorkan bantuan CBP dan CSR kepada korban bencana terdampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Stok akhir di tahun 2018 untuk komoditas lainnya yaitu gula pasir sebanyak 477 ribu ton, jagung 53 ribu ton, daging kerbau 5,8 ribu ton, minyak goreng 2,6 ribu kiloliter. “Kami menyadari, bahwa keberhasilan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras dan pangan pokok lainnya di seluruh daerah akan tercipta bila dilakukan secara bersama dengan dukungan seluruh pihak, serta dilakukan dengan perhitungan yang matang dari aspek hulu hingga hilir," tegas Budi.
"Memasuki tahun 2019, Bulog memastikan ketahanan stok dapat terus terjaga dan Operasi Pasar terus dilakukan sehingga tidak perlu ada kekhawatiran di masyarakat dan gejolak harga di pasar, serta menjamin hasil panen petani dapat diserap sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan," paparnya.
(akr)