Kemendag Dorong UKM Ponpes Sebagai Inkubator Ekonomi Keumatan

Rabu, 09 Januari 2019 - 11:22 WIB
Kemendag Dorong UKM Ponpes Sebagai Inkubator Ekonomi Keumatan
Kemendag Dorong UKM Ponpes Sebagai Inkubator Ekonomi Keumatan
A A A
SUKOHARJO - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik usaha kecil menengah (UKM) yang dikembangkan pondok pesantren (Ponpes) sebagai inkubator ekonomi keumatan. Sebagai pusat pendidikan berbasis agama, Ponpes didorong harus mampu menghidupi diri sendiri dan lingkungan dari kegiatan ekonomi yang dihasilkan.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan kewajiban pemerintah dalam memberdayakan Ponpes tidak hanya bantuan bidang pendidikan, tetapi juga pendampingan dalam bidang ekonomi.

"Ekonomi keumatan selalu disampaikan pada jajaran kementerian dalam setiap kesempatan oleh pemerintah. Membina yang kecil seperti halnya UKM yang dikembangkan pondok pesantren," kata Enggartiasto Lukita dalam peresmian gedung Hj Sudjiatmi Notomihardjo di Ponpes Khalifatullah Singo Ludiro, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/1/2019).

Dalam kesempatan itu, turut hadir Ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sudjiatmi Notomihardjo dan sejumlah pejabat di eks karesidenan Surakarta. Pemerintah daerah, lanjut Enggar, mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota diminta untuk mendukung program ini.

"Pemerintah akan melakukan pendampingan branding dan perizinan produk yang dikembangkan pondok pesantren hingga bisa bersanding dengan produk lain di pasar ritel modern," tandasnya. Jika memungkinkan, pemerintah akan membuat dan mendorong pasar ritel modern yang berbasis pesantren.

Pemerintah wajib memberi dukungan, seperti mempersiapkan produk UKM yang akan dipasarkan, dikembangkan hingga siap bersaing dengan produk lain. Apabila sudah memiliki daya saing, produk berbasis pesantren bisa disandingkan dengan produk lain secara seimbang. Dalam hal ini yang lebih berpengalaman harus bisa membantu yang kecil.

Pesantren menjadi inkubator ekonomi berbasis pesantren, dimulai dari pengembangan kurikulum hingga pelatihan dan menjalankan wirausaha. "Ajari dulu dengan memberi bantuan modal, menyiapkan produk, akses dstribusi. Tidak perlu pakai branding dulu, dasarnya kemitraan," tegasnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, mengemukakan dari catatan Kementerian Agama, Jawa Tengah memiliki Ponpes terbanyak nomor tiga di Indonesia. Jumlahnya mencapai 4.759 Ponpes dengan 614.569 santri. Dengan jumlah yang cukup besar, maka potensi ekonominya juga besar karena Ponpes mampu menyediakan produk produk sendiri untuk warganya. Bahkan bisa lebih dan dimanfaatkan oleh lingkungan di sekitar Ponpes.

"Potensi tersebut bisa diwadahi dan jual untuk memberdayakan ekonomi warga pondok pesantren," ungkap Taj Yasin.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8219 seconds (0.1#10.140)