Jokowi Buka Peluang Impor Beras Jika Produksi Beras Bulog Kurang
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan membuka peluang impor beras jika produksi beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) masih kurang.
Jokowi menjelaskan, saat ini dari 2,1 juta beras yang dimiliki Bulog, sebesar 1,8 juta ton adalah beras impor. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan beras yang dimiliki Bulog. Tinjau Gudang Bulog, Jokowi Sebut Cadangan Beras Melimpah
"Ya itu masalah produksi. Kalau memang tidak cukup, ya harus ditutup dengan kegiatan impor. Kalau tidak, terjadi gejolak harga, harga beras pasti naik. Inilah fungsi Bulog," ujar Jokowi di Gudang Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Jokowi menambahkan, meski demikian, pada Februari mendatang, produksi beras akan meningkat. Pasalnya, bulan Februari merupakan puncak panen raya bagi petani dan stok beras semakin melimpah.
"Jadi bulan Februrari itu bakal panen besar. Saat panen raya nanti, serapan Bulog terhadap beras, terhadap gabah dari petani itu bisa dilakukan secara besar-besaran," sambungnya.
Saat ditanya awak media perihal harga beras di pasaran yang saat ini masih terbilang tinggi meski ada operasi pasar, Jokowi menilai harga beras di pasaran masih dalam kategori wajar. Menurut dia, dibutuhkan keseimbangan antara harga produksi dengan harga beras. Bila terlalu murah hal itu bisa membuat petani merugi.
"Keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar ini harus dijaga oleh Bulog. Tidak bisa terlalu murah, nanti petaninya akan menjerit," tandasnya.
Jokowi menjelaskan, saat ini dari 2,1 juta beras yang dimiliki Bulog, sebesar 1,8 juta ton adalah beras impor. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan beras yang dimiliki Bulog. Tinjau Gudang Bulog, Jokowi Sebut Cadangan Beras Melimpah
"Ya itu masalah produksi. Kalau memang tidak cukup, ya harus ditutup dengan kegiatan impor. Kalau tidak, terjadi gejolak harga, harga beras pasti naik. Inilah fungsi Bulog," ujar Jokowi di Gudang Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Jokowi menambahkan, meski demikian, pada Februari mendatang, produksi beras akan meningkat. Pasalnya, bulan Februari merupakan puncak panen raya bagi petani dan stok beras semakin melimpah.
"Jadi bulan Februrari itu bakal panen besar. Saat panen raya nanti, serapan Bulog terhadap beras, terhadap gabah dari petani itu bisa dilakukan secara besar-besaran," sambungnya.
Saat ditanya awak media perihal harga beras di pasaran yang saat ini masih terbilang tinggi meski ada operasi pasar, Jokowi menilai harga beras di pasaran masih dalam kategori wajar. Menurut dia, dibutuhkan keseimbangan antara harga produksi dengan harga beras. Bila terlalu murah hal itu bisa membuat petani merugi.
"Keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar ini harus dijaga oleh Bulog. Tidak bisa terlalu murah, nanti petaninya akan menjerit," tandasnya.
(ven)