Dolar Amerika Serikat Bangkit Melawan Euro

Sabtu, 12 Januari 2019 - 08:34 WIB
Dolar Amerika Serikat...
Dolar Amerika Serikat Bangkit Melawan Euro
A A A
NEW YORK - Dolar Amerika Serikat (USD) meningkat terhadap mata uang tunggal Uni Eropa, euro, pada penutupan di pasar spot, Jumat (11/1/2019). Hal ini disebabkan Inggris yang kembali menunda pembicaraan dengan Uni Eropa soal Brexit. Meski menguat, USD masih di level "suram" karena kehati-hatian dari Federal Reserve mengenai kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Melansir dari Reuters, Sabtu (12/1/2019), indeks USD yang mengukur kinerja greenback melawan enam mata uang utama, naik 0,14% menjadi 95,67. Hal ini membuat euro jatuh 0,30% menjadi USD1,1464. USD juga sedikit lebih tinggi melawan yen Jepang menjadi 108,47 yen, dan naik terhadap dolar Kanada sebesar 0,2% menjadi CAD1,3265.

"Saya melihat kenaikan dolar bukan karena didorong hal fundamental tetapi karena ada langkah tajam yang membuat euro jatuh. Dan investor melakukan pembelian terhadap dolar AS," kata John Doyle, wakil presiden bidang perdagangan valuta asing di Tempus Inc.

Meski demikian, masalah risalah The Fed telah membuat dolar melemah belakangan ini. Kepala Global Strategi Valuta Asing di BMO Capital Markets di New York, Greg Anderson, menerangkan persoalan prospek suku bunga The Fed menjadi faktor pelemahan USD sejauh ini di Januari 2019.

Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan dalam sebuah forum di Economic Club of Washington pada Kamis lalu, bahwa bank sentral AS saat ini fokus untuk menyeimbangkan neraca keuangan. Sehingga belum akan melakukan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

"Pesan Powell memang melegakan bagi pasar keuangan secara umum, tetapi tidak untuk dolar AS," kata Anderson.

Dalam perdagangan lainnya, yuan China naik 0,41% terhadap USD menjadi 6,75 yuan, merupakan level tertinggi sejak akhir Juli 2018. Hal ini disebabkan pembicaraan dagang AS dengan China yang membuat permintaan USD sebagai mata uang safe haven mereda. China juga memberi jaminan tentang peningkatan fiskal lebih lanjut untuk menghadapi perlambatan ekonomi, yang juga mengangkat yuan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8387 seconds (0.1#10.140)