Harga Minyak Merosot Terbebani Rekor Produksi Minyak AS
A
A
A
SYDNEY - Harga minyak mentah merosot pada perdagangan Kamis (17/1/2019), karena terbebani oleh produksi minyak mentah Amerika Serikat yang mencapai rekor baru. Negeri Paman Sam memproduksi minyak mendekati 12 juta barel per hari, sebuah angka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mengutip dari Reuters, rekor produksi minyak AS tersebut membuat harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 31 sen atau 0,6% ke level USD52 per barel pada pukul 01:40 GMT. Harga minyak Brent International turun 34 sen alias 0,6% menjadi USD60,98 per barel.
Data Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu kemarin, mengumumkan produksi minyak mentah AS mencapai rekor 11,9 juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 11 Januari. Sebelumnya, produksi minyak mentah AS berada di angka 11,7 juta barel per hari.
Dengan jumlah ini, produksi minyak mentah AS telah melonjak 2,4 juta barel per hari, dibandingkan Januari 2018. Hal ini semakin memicu kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
EIA menambahkan, stok bensin AS naik 7,5 juta barel pada pekan lalu, melebihi ekspektasi jajak pendapat Reuters, yang menyebut bertambah 2,8 juta barel. Sehingga stok bensin AS menjadi 255,6 juta barel, level tertinggi mingguan sejak Februari 2017.
Seiring dengan peningkatan produksi, AS juga mulai meningkatkan ekspor minyaknya. Pada akhir 2018, AS menjual minyak sebanyak 3,2 juta barel per hari, yang merupakan rekor baru bagi mereka.
"Selama beberapa tahun terakhir, AS telah meningkatkan ekspor minyak mentah. Dan tren ini akan berlanjut positif," tulis broker pengiriman minyak mentah, Banchero Costa dalam catatan.
Norbert Ruecker, kepala penelitian komoditas di Julius Baer Bank, mengatakan Amerika Serikat sedang bergerak maju menuju kemandirian energi. Dan AS berencana menjadi pengekspor minyak utama pada tahun depan, berkat meningkatnya produksi minyak mentah dan minyak serpih.
Mengutip dari Reuters, rekor produksi minyak AS tersebut membuat harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 31 sen atau 0,6% ke level USD52 per barel pada pukul 01:40 GMT. Harga minyak Brent International turun 34 sen alias 0,6% menjadi USD60,98 per barel.
Data Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu kemarin, mengumumkan produksi minyak mentah AS mencapai rekor 11,9 juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 11 Januari. Sebelumnya, produksi minyak mentah AS berada di angka 11,7 juta barel per hari.
Dengan jumlah ini, produksi minyak mentah AS telah melonjak 2,4 juta barel per hari, dibandingkan Januari 2018. Hal ini semakin memicu kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
EIA menambahkan, stok bensin AS naik 7,5 juta barel pada pekan lalu, melebihi ekspektasi jajak pendapat Reuters, yang menyebut bertambah 2,8 juta barel. Sehingga stok bensin AS menjadi 255,6 juta barel, level tertinggi mingguan sejak Februari 2017.
Seiring dengan peningkatan produksi, AS juga mulai meningkatkan ekspor minyaknya. Pada akhir 2018, AS menjual minyak sebanyak 3,2 juta barel per hari, yang merupakan rekor baru bagi mereka.
"Selama beberapa tahun terakhir, AS telah meningkatkan ekspor minyak mentah. Dan tren ini akan berlanjut positif," tulis broker pengiriman minyak mentah, Banchero Costa dalam catatan.
Norbert Ruecker, kepala penelitian komoditas di Julius Baer Bank, mengatakan Amerika Serikat sedang bergerak maju menuju kemandirian energi. Dan AS berencana menjadi pengekspor minyak utama pada tahun depan, berkat meningkatnya produksi minyak mentah dan minyak serpih.
(ven)