Cerita Menkeu Soal Episode Spesial Guncangan Ekonomi RI Tahun Lalu

Selasa, 22 Januari 2019 - 13:13 WIB
Cerita Menkeu Soal Episode...
Cerita Menkeu Soal Episode Spesial Guncangan Ekonomi RI Tahun Lalu
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa guncangan ekonomi yang menghantam Indonesia pada 2018 lalu sangatlah besar. Bahkan, dia menganggap bahwa guncangan tersebut menjadi episode spesial yang dihadapi pemerintah tahun lalu.

Dia mengisahkan, ekonomi dunia terguncang karena kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS). Kenaikan suku bunga tersebut menyebabkan perubahan luar biasa besar terhadap arus modal.

"Kenapa penting? Sama seperti arus laut, kalau arus pasang kelihatan tinggi semua. Kalau surut kelihatan siapa yang tidak bisa berenang. Karena itu kita harus jaga agar kapal kita tidak oleng," katanya dalam diskusi bertajuk Forum A1 di Cikini, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Tak hanya itu, guncangan juga terjadi karena perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan China, serta harga minyak dunia yang terus terkerek. Tak hanya Indonesia, imbas guncangan tersebut dirasakan oleh seluruh negara di dunia.

Dalam situasi tersebut, katanya, pemeirntah dan Bank Indonesia (BI) tetap harus mengelola ekonomi di Tanah Air agar tidak terguncnag terlalu dalam. Oleh sebab itu, pemerintah dan BI sepakat untuk menstabilkan kondisi ekonomi di dalam negeri.

"Kalau dalam goncangan, kita pilih maju atau stabilkan. Kita pilih stabil, BI naikkan suku bunga tujuh kali dan kita juga harus melakukan sesuatu karena terjadi capital outflow, harusnya defisit bisa didanai dengan capital inflow, tiba-tiba capital inflownya drop. Ini ancaman, dan kita harus tekan impor," imbuh dia.

Meski tahun lalu hantaman begitu besar, namun wanita yang akrab disapa Ani ini memastikan bahwa Indonesia bisa menutup 2018 dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di level 5,17%. Selain itu, inflasi juga tetap terjaga di bawah level 3,5%.

"Sering kita tidak melihat dalam perspektif itu. Sehingga seolah Indonesia tidak mencapai sesuatu. Padahal yang kita capai di 2018 dengan growth yang tinggi, inflasi stabil, dan APBN ditutup dengan defisit yang jauh lebih kecil. Itu berarti ditutup dengan sangat baik. Artinya kita win melewati guncangan, stabilitas terjaga, dan growth momentum tetap jalan dan APBN nggak rusak. Nggak sampai hancur lebur," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1142 seconds (0.1#10.140)